Marine berjalan mengelilingi rumah milik Xavier, tempat yang luas, megah dan terlihat seperti kerajaan ini memutat ingatan nya akan rumah Favoritnya di masa lalu. Sembari menyimpan kedua tangan dihadapan nya itu, air matanya menetes melihat betapa suksesnya Xavier mewujudkan setiap impian milik dirinya itu. “Kata Daddy, rumah ini dibuat untuk Ibu.” Celetuk Zalina dari belakang. Mendengar kehadiran anak sulungnya itu, ia segera menghapus air mata yang membasahi pipinya. Zalina berjalan menghampiri ibunya, ia memeluk sang ibu dari belakang. Lalu, Marine membalikkan setengah tubuhnya dan Menatap wajah anak gadisnya itu. “Maafkan Ina ibu, Ina memang terlalu kasar pada saat itu.” Ucap Zalina dengan segala usaha membujuk serta merayu sang Ibu kesayangan nya itu. Marine menganggukkan kepalan