Sesampainya di halaman rumah tersebut, sorot mata kesedihan ada pada wajah Marine. Marine terlihat bersedih dan menangis di hadapan Zalina, rintihan tangisnya seakan terdengar sebuah penyesalan. Zalina hanya terdiam tanpa suara begitupun dengan Vittore, Marine menutup wajahnya dengan menggunakan kedua tangannya. “Zalina ijinkan ibu untuk menebus seluruh kesalahan yang pernah ibu lakukan pada kalian,” ucap nya dengan air mata yang mengalir dengan deras, “Ibu tahu ibu memiliki sikap keras yang mungkin membuat kalian membenci ibu, ibu tahu semua ini tidak lagi pantas ibu dapatkan dari kalian.” ucapnya kembali. “Maafkan ibu Zalina, ijinkan ibu untuk menebus semuanya pada kalian.” Marine menarik tangan anaknya, ia memohon kepada Zalina agar Zalina mau memaafkan dirinya. “Ibu ayolah kita masu