“Nanti kalau kalian udah sampai di Swiss, usahakan Paulina jangan disuruh pegang skripsi dulu ya,” ucap Eyang Astuti dengan nada tegas di telepon. Suaranya penuh dengan kewibawaan yang tidak pernah memudar meski usianya telah senja. Jagapathi menghela napas panjang, memijat pangkal hidungnya seolah mencoba meredam kesabaran yang kian menipis. Ia tahu pembicaraan ini tidak akan berakhir dengan mudah. "Kan salahnya sendiri nggak beresin di sini, Eyang. Ya wajar aja dibawa ke sana," jawabnya dengan nada datar, namun jelas menahan emosi. "Kenapa sih? Joki aja atau kamu bantuin aja. Cepetin kelar gitu, nggak usah ribet!" Eyang Astuti membalas dengan suara yang sedikit meninggi, menunjukkan ketidaksabarannya. “Gak bisa, Eyang,” jawabnya dengan nada yang lebih tegas, hampir menyerupai penjelas