“Halo, Emi, apa kabar?” sambut Andika begitu melihat murid kesayangannya tiba di rumahnya. Emi pun tersenyum tipis sambil menyambut uluran tangan Andika dan menyalaminya sebentar. Andika bisa melihat gelagat suram di wajah Emi, dia melirik ke arah Rama, yang mana dia malah memalingkan pandangannya sambil menggelengkan kepalanya dengan samar, memberi syarat jika dia tidak mau berkomentar dan berisiko mendapat sikap dingin Emi. Andika pun menghela nafas panjang. “Apa yang dia lakukan sampai kamu sekesal ini?” tukasnya. Emi mengangkat alis mendengarnya, tapi begitu melihat wajah datar Andika dia pun mengerti dengan apa yang dimaksud oleh laki-laki itu. “Kita mulai sekarang!” tukasnya seraya beranjak masuk ke dalam dapur rekaman dan memakai head phonenya. Sekali lagi Andika menarik nafa