Ketika dia melirik ke meja lain, tampak beberapa orang diantaranya pun dalam keadaan sama seperti dirinya mengusap, sudut mata mereka yang berair dan tersenyum sambil bertepuk tangan. “Aku rasa dia punya banyak peluang dan kesempatan emas hanya dengan satu lagu!” Lexi maju untuk membantu Emi turun dari panggung, perempuan itu tampak emosional dan hampir menangis. “Apa aku sudah bagus tadi?” tanyanya dengan gugup. Melati tertawa seraya memeluk sahabatnya itu dengan gemas. “Well done, Girl! Kamu melakukannya dengan baik, Sayang!” ucapnya menyentuh pipi Emi dengan lembut. Emi pun mengangguk menyadari dirinya yang hampir menangis. Dia lalu melirik ke arah pintu aula untuk mencari sosok Arron, namun laki-laki itu sudah tidak ada di sana entah pergi ke mana. “Kalian lihat Mas Arron tadi