Christian mengangguk, dia menarik nafas lega sambil matanya tak berkedip memperhatikan Emi secara terang-terangan. Dalam hati dia kagum dan terpesona akan kecantikan alami perempuan itu, dan dia merasa beruntung karena langkah cepatnya bisa mendahului Joanna yang merupakan saingannya. “Silakan, ini minuman selamat datang dariku!” katanya. Emi mengangkat alis, tapi dia lalu sedikit kaget ketika seorang pelayan muncul di sampingnya dan meminta izin untuk menuangkan minuman ke gelas Emi. “Terima kasih!” ucap Emi tersenyum. Di meja lain, Rama tersenyum lega sambil menikmati minumannya. Tadi dia sudah ikut panik begitu mendengar perihal cincin di jari Emi, yang merupakan cincin pernikahan. Tapi dia akhirnya lega dan memuji Emi yang dengan cerdasnya bisa menjawab Christian. “Pak Arron lupa