“Valentina!” Suara teriakan Alya menggelegar di langit-langit ruang kerja Ethan. Ia berdiri sambil berkacak pinggang di ambang pintu, menatap tajam putrinya yang kini sudah duduk di bangku kuliah. Gadis cantik itu melotot kaget saat melongokkan kepalanya dari balik barisan layar komputer dan mendapati mamanya sudah dipenuhi aura hitam. “Mama?!” pekiknya horor. “Dasar anak nakal!” Alya melangkah lebar hendak menghampiri Valen, tapi langkahnya terhenti karena Ethan lebih dulu menahannya dengan melingkarkan lengan di pinggangnya. “Ada apa sih kok marah-marah?” tanya Ethan santai. Satu tangannya yang lain memegang sebuah gelas berisi teh. “Anak kamu itu,” tukas Alya tajam. “Dia ninggalin klien waktu lagi ngecek wedding venue. Untung aja waktu itu dia berangkat sama asistennya Reyna, kalau