“Menikah lagi?” Alya mengulangi kalimat itu seolah tak percaya dengan pendengarannya. Indira menghela nafas berat, wajahnya tampak sendu. “Hidup Eyang sudah nggak lama lagi. Beliau sudah sering sakit-sakitan dan bolak-balik ke rumah sakit. Belum tentu tahun depan Eyang masih ada untuk menyaksikan cicitnya lahir ke dunia.” Tatapan Indira turun ke perut Alya. “Lagipula … belum tentu juga kamu bisa langsung hamil tahun depan kan?” Alya tersentak, dadanya terasa nyeri mendengar ucapan mama mertuanya. Tapi ia segera menguasai diri dan berusaha tetap bersikap sopan. “Jadi Mama betul-betul menganggap menikah lagi adalah solusi supaya keluarga Saguna yang terhormat bisa segera punya penerus?” tanya Alya sedikit ketus. Meski ia sudah berusaha terdengar tenang, ternyata tetap sulit. Indira terli