“Lo ikut gue,” kata Nathan tanpa basa-basi. “Ke mana?” Julian bersembunyi di balik pintu rumahnya, menolak ajakan Nathan. “Nyariin kakak lo, apa lagi?” “Buat apa? Dia emang udah biasa naik gunung kok. Papa sama mama aja ngijinin, kenapa lo ribet sih?” “Masalahnya dia nggak izin sama gue!” Nathan melotot galak. “Gue suaminya kalau lo lupa.” “Ada apa ini?” Tiba-tiba Ethan muncul dari belakang Julian, mengenakan kacamata baca. Sepertinya ia baru saja selesai bekerja. “Eh, Om Ethan.” Nathan tersenyum, menyalami papa mertuanya. Ethan sengaja tidak meralat panggilan Nathan padanya. “Masuk dulu?” “Nggak usah, Om. Saya ke sini cuma mau ngajak Julian naik gunung.” Ethan mengernyit. “Malam-malam gini? Buat apa?” “Om Ethan tahu kalau Valen hari ini naik gunung?” tanya Nathan, ekspresinya be