62. Makan Siang Bersama Bara

1038 Words

Setelah pertemuanku dengan Mama, jujur rasa hati ini tak lagi gelisah juga banyak pikiran seperti beberapa hari belakangan. Semakin tenang aku rasakan. Mengingat pertanyaan Mama seputar Ben, tak dapat aku pungkiri jika aku bahagia selama hidup dan tinggal bersamanya. Hanya karena sebuah fakta yang baru aku ketahui saja, rasa kecewa itu menelusup dalam relung hatiku. Membuatku lari menjauh dan mengenyahkan kebahagiaan yang pernah aku rasa saat bersamanya. Hidup ini sepertinya semakin rumit saja semenjak kehadiran Bara lalu Ben. Ke mana hidupku yang nyaman dulu? Meski hidup sederhana hanya berdua bersama Mama, tapi aku bahagia. Tidak seperti sekarang ini di mana kebahagiaan semulah yang selalu aku rasakan. Terkadang aku merasa jika Tuhan telah mempermainkan jalan hidupku. Jika memang aku be

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD