Mataku sudah berkaca-kaca. Tidak rela melepas Mama yang ingin kembali meninggalkanku. "Mama yakin mau pulang besok pagi?" rengekku untuk kesekian kali. Mama hanya menggelengkan kepalanya. "Jangan manja. Malu sama Ben!" hardiknya. Aku bukanya manja. Tapi siapa yang tak akan bahagia jika di saat hamil seperti ini lalu ditunggui oleh mama tercinta. Tapi sayang sekali hanya satu minggu Mama bertahan menjagaku di rumah ini. Mama sudah merindukan rumahnya sendiri terlebih para customer langganan katringnya mama juga banyak yang mencari. Jadilah mama semakin yakin untuk kembali meninggalkanku lagi. "Lagi pula, di sini kau juga banyak teman. Lihatlah betapa banyaknya pelayan yang Ben pekerjakan. Mama sampai tak mampu menghitungnya," ucap mama sambil terkekeh. "Tapi Mama dengan para pelaya