Aku terjengit kaget kala kedua lengan kekar Ben melingkari pinggangku. Satu kecupan mendarat di bahuku. "Sudah siap?" tanyanya. Aku yang sedang memperbaiki lipstik dan bedak di wajahku pun menjawab, "Sudah." "Ayo kita ke luar?" Ajakan Ben membuatku menatapnya dari pantulan kaca yang berada di hadapanku. "Memangnya mereka berdua sudah datang?" tanyaku. "Bara sudah, tinggal menunggu Yulia," jawab Ben. Malam ini kami, yaitu aku dan Ben, sengaja mengundang Bara dan juga Yulia untuk acara makan malam di rumah. Sesuai dengan rencanaku sebelumnya yang ingin mengenalkan mantan suamiku dengan sahabatku. Harapanku agar keduanya cocok lalu menjalin hubungan. Jujur, melihat Bara yang sekarang tak lagi memiliki pasangan membuatku iba. Terlebih rasa bersalahku pada Papa Bastian semakin menyiksa ba