“Eungghhhh…. Mas bangun, ada telpon itu dari siapa?” Rebecca sudah tidak kuat bahkan untuk meraih ponsel di nakas. Rama pun terlalu nyaman memeluk sang istri, kulit bertemu kulit rasanya hangat. Mmenghalau angin yang masuk lewat jendela yang sudah dibuka sejak dini hari. “Mas!” Pekikan Rebecca menjelaskan tingkatan rasa kesalnya, Rama segera bangun dan meraih ponselnya. Itu dari Arimbi. “Assalamualaikum, kenapa dek?” Rebecca pun ikut khawatir jika berurusan dengan Arimbi, bukan hal yang mudah untuk menjalani hidup setelah keputusan itu. “Hah? Mana mungkin, Ari. Dia kan lagi kerja.” Dagunya bertumpu pada bahu sang suami, memeluknya dari belakang hingga menimbulkan geli. Rebecca menggesek daadanya pada punggung Rama. “Nanti Abang coba cari tahu.” “Kenapa, Mas?” “Arimbi curiga kalau su