BAB 5-it's oke

1135 Words
Ceklek "Ada apa?" Tanya Argha langsung "Tau darimana ada orang di sini? Kan aku belum ketuk pintu" sahut Naya mengalihkan pembicaraan "Kamu lihat.." Argha menunjuk jendela kamarnya "Dari sini terlihat gelap tapi dari dalam bisa melihat ke arah luar dan di balik kaca ini tidak ada tirai. Jadi terlihat jelas saat kamu berdiri di sini" jelasnya langsung membuat Naya menelan ludah kasar "Aku ingin berbicara dengamu" ujar Naya Argha mempersilahkan Naya untuk masuk ke kamarnya. Argha duduk di bibir ranjang dan menatap Naya yang berdiri didepannya. "Katakan" ucap Argha Naya bukannya langsung berbicara, ia justru mendehum gugup dan kebingungan. Matanya terus berputar memperhatikan ke segala arah dan Jari-jarinya tak pernah diam. "Aku masih menunggumu Naya" ujar Argha kembali "Iya.. iya.." sahut Naya yang kesal "Langsung saja, aku mau kita bercerai secepatnya" ucap Naya dengan tegas "Aku tidak akan melakukan itu" jawab Argha dengan santai membuat Naya menatapnya aneh Naya menghela nafas, ia lalu menatap Argha dengan kesal, "jika aku mengatakan sebuah kebenaran tentang ku, aku yakin kamu tidak akan pernah mau menjadi suamiku. Mungkin papamu melihatku dari luarnya saja yang terlihat polos bertingkah seperti anak kecil tapi aku tidak seperti itu. Jadi sebelum kamu mengetahui kebenarannya dan menyesal nantinya sebaiknya kamu menceraikanku sekarang" ucapnya "Apapun yang terjadi, aku tidak akan melakukannya. Lagi pula aku sudah tau semua tentang mu jadi kamu tidak perlu khawatirkan penyesalanku nantinya" jawab Argha kembali dengan santainya dan justru membuat Naya menganga terheran "Memang kamu tau kalau aku suka berganti pasangan dan juga.." ucap Naya tanpa sadar dan langsung ia membungkam mulutnya Namun respon Argha diluar dugaannya, Argha justru mengangguk dengan santai dan kembali menatap Naya dengan tersenyum lepas. Naya tertawa simpul melihatnya, "kamu gila!" Ujar Naya dan Argha hanya mengangkat satu sudut alisnya "Bagaimana kamu tau soal itu?" Tanya Naya "Papa ku memberitahu tentang mu sebelum kita menikah" jelasnya santai "Keluarga mu juga gila! Bagaimana bisa mereka menikahkan putranya dengan gadis jalanan yang tidak benar sepertiku?!" Sahut Naya "Papa ku tidak pernah sembarangan mencarikan istri untuk anak-anaknya. Dia pasti sudah mencari tau terlebih dahulu, namun papa tidak akan menceritakan secara detailnya pada kami" terang Argha semakin membuat Naya kebingungan "Jujur, kalian itu siapa sebenarnya?! Bagaimana bisa kalian menculikku lalu menikahkan aku denganmu?" Tanya Naya yang kekesalannya sudah diambang batas "Kamu akan tau nanti setelah bisa menerima pernikahan ini. Tapi yang pasti sebelum kita menikah papa sudah melamar mu di jalan waktu itu dan kamu menyanggupinya, jadi itu bukan tanpa persetujuan mu" terang Argha kembali "Mana ada?! Itu bukan lamaran! Itu lelucon bodoh! Tidak ada orang melamar secara tiba-tiba di jalan seperti itu! Bahkan orang ta'aruf saja ada etikanya!" Sentak Naya "Terserah mau kamu berfikir bagaimana tapi kenyataannya kita sudah sah di agama dan hukum" sahut Argha Naya pun menghela nafas kasar merasakan dadanya yang sesak dan tak mampu lagi berbicara dengan laki-laki dihadapannya. Ia lalu pergi meninggalkan kamar Argha begitu saja dengan amarahnya yang masih di puncak. Brakk "Setan!" Ucap Farah yang terkejut saat Naya membanting pintu kamarnya "Kenapa kamu?" Tanya Farah melihat Naya melemparkan tubuhnya di atas kasur dan tak lama ia berteriak menangis tanpa mengeluarkan air mata "Aku harus bagaimana kak? Laki-laki itu sudah tau aku yang sebenarnya justru tidak mau bercerai. Aku tidak mau dikeluarkan dari kartu keluarga nya mama. Naya belum siap jadi bulan-bulanan mama kalau tau Naya sampai menikah tanpa sepengetahuannya" teriak Naya membuat Farah tertawa "Kakak!" Sentak Naya "Maaf.. maaf" ucapnya sembari mengurangi tawa "Mau bagaimana lagi Nay? ya itu masalahmu" lanjut Farah yang kemudian mengacuhkan Naya dan membuat Maya berteriak kesal. Jam menunjukkan pukul 2 dini hari, Naya tengah duduk di depan pagar kosannya. Ia memperhatikan jalan raya yang masih dilalui motor. "Kenapa belum tidur?" Tanya Argha yang datang secara tiba-tiba hingga membuat Naya terkejut "Aku memang tidak pernah bisa tidur dijam segini" jawabnya dengan ketus "Pantes waktu dirias kamu tertidur" ucap Argha "Stop.. jangan bahas itu.. kesal rasanya mengingat itu" sergah Naya dan Argha pun terdiam sejenak. "Padahal banyak sekali wanita di luar sana yang ingin menjadikan aku kekasihnya dan bahkan ingin sekali menjadi istriku tapi kamu justru menolakku" ujar Argha didehumkan Naya "Apa aku kurang tampan untukmu? Apa dokter seperti ku kurang mapan untukmu?" Tanya Argha sontak membuat Naya menatapnya terkejut "K.. kau seorang dokter?" Tanya Naya dibenarkan Argha "Benarkah?" Tanya Naya kembali dianggukan Argha "Dokter apa? Dimana?" Kini Naya mulai penasaran dengan Argha "Spesialis Mata" "Ouh iya? Kamu bercanda kan?" Sahut Naya yang masih tidak percaya "Apa wajahku tidak meyakinkan untuk menjadi seorang dokter?" Ucap Argha bertanya balik pada Naya "Bukan, tapi.. kamu lebih terlihat seperti seorang model dibandingkan dokter" jawab Naya membuat Argha tersenyum simpul "Dimana kamu praktek?" Tanya Naya "Di rumah sakit SK" jawabnya "Wahh itu kan rumah sakit untuk orang menengah keatas saja.. kamu pasti sangat ahli di bidang mu" celetuk Naya "Kenapa kamu berfikir seperti itu?" "Orang kaya kan maunya ditangani oleh dokter yang sudah ahli. Kalau kamu tidak ahli di bidang mu tidak mungkin rumah sakit itu mau mempekerjakan mu" jelas Naya "Ya.. ucapanmu ada benarnya juga" jawab Argha "Sudah berapa tahun kamu menjadi dokter Spesialis Mata?" "Ehm.. hampir tiga tahun ini" jawab Argha "Kamu sudah usia kepala tiga yah" "Belum" jawabnya dengan singkat dan kembali membuat Naya terkejut "Bukan kah menjadi dokter spesialis perlu waktu yang panjang untuk belajar. Memangnya diusia berapa kamu menjadi seorang dokter spesialis?" "26 tahun" singkatnya kembali membuat Naya ternganga "Dimana ada dokter diusia seperti itu?" sergahnya tak percaya "Ada, ini yang sedang berdiri di hadapanmu" jawab Argha "Aku memasuki kuliah kedokteran di usia 16 tahun dan selesai di usia 20 tahun langsung mengambil gelar dokter dan berhasil mendapatkannya sebelum usia 22 tahun. Saat itu juga aku mengambil S2 untuk Spesialis mata dan selesai di usia 26 tahun" "Berarti sekarang usiamu 29 kan?" Argha membenarkannya "Ahh tebakan ku hanya kurang satu tahun saja" ujar Naya "Setelah lulus kamu langsung bekerja sebagai dokter di RS SK?" Tanya Naya dibenarkan Argha "Ehh tunggu.. tunggu bagaimana bisa kamu masuk kuliah di usia 16 tahun?" "Itu karena aku sekolah Akselerasi" jawab Argha semakin membuat Naya tercengang mendengarnya "Daebak" celetuk Naya "Kamu suka film Korea?" Tanya Argha dianggukannya "Pantas kamu sering menggunakan bahasa aneh" lanjut Argha Naya terkejut yang lalu mengeluarkan wajah kesalnya, "apa maksudmu?" "Iya bahasa aneh seperti yang baru saja kamu ucapkan" jelas Argha "Dasar laki-laki kurang update.. itu memang sudah menjadi bahasa anak muda jaman sekarang.. kamu saja yang terlalu lama di sekolah sampai tidak tau bahasa itu" ucap Naya "Aku bukannya tidak tau. Aku tau itu bahasa Korea tapi terdengar aneh saat anak-anak muda seperti mu yang mengucapkannya" terang Argha "Orang sepertimu bisa juga mengelak ya" ucap Naya sembari tertawa "Terserah kamu akan menganggap ucapanku aneh atau tidak jelas sekali pun, tapi kamu akan sering mendengarnya nanti" ujar Naya kembali menatap jalan raya "Iya.. aku akan menerima itu" balas Argha pelan
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD