BAB 2-SAH

1132 Words
“Saudara Argha Syailendra Dermawan bin Tirta Hermawan, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Kanaya Aurelie Putri binti Suwadji Alm dengan maskawinnya cincin emas seberat 4 gram dibayar tunai.” "Saya terima nikahnya dan kawinnya Kanaya Aurelie Putri binti Suwadji Alm dengan maskawinnya yang tersebut dibayar tunai" "Bagaimana para saksi, Sah" "Sah" sahut para tamu undangan yang hanya dihadiri keluarga inti Argha juga beberapa rekan kerjanya. Flashback on Teng teng teng Naya yang masih menutup mata rapat tidak menghiraukan ketukan pagar kosan. Bahkan saat namanya disebut ia hanya menyahuti dengan dehuman. Tetapi begitu pintu kamarnya diketuk cukup keras, Naya terlonjak hingga terbangun. "Haduh! Siapa sih masih pagi sudah berisik!" gerutu Naya yang kesal Ia pun beranjak pergi menghampiri orang yang membangunkan tidurnya. "Ada apa? siapa?" Tanya Naya dengan mata menyempit dan nada kesal Seorang lelaki paruh baya yang ia kenal di jalanan beberapa hari lalu tengah berdiri di depan pintunya "Bapak lagi? Ada apa pak? Kalau hanya bercanda lagi nanti siang saja datang kemari. Saya masih mengantuk karena semalaman begadang" ucapnya yang mengerucutkan bibir kesal "Ayo ikut saya, saya sudah menyiapkan pernikahan adik dengan anak saya" ucap lelaki itu sontak membuat Naya memaksakan matanya untuk terbuka lebar "Ya.. ya.. ayo lima menit saja ya pak. Setelah itu saya bisa kembali ke kasur" sahut Naya dengan tawa mengejek Lelaki itu meminta dua wanita membawa Naya ke mobilnya. Naya yang terkejut meronta-ronta meminta untuk dilepaskan. "Saya mau diculik ya? pak.. apa-apaan ini.. pak.. pak" protesnya yang kebingungan karena dirinya telah berada di dalam mobil yang tidak ia kenali sebelumnya "Jika kamu masih mengantuk tidur saja nanti saya bangunkan saat tiba di rumah saya" ucap lelaki yang duduk di kursi penumpang depan Kanaya lalu tertawa tipis, ia menyandarkan tubuhnya dengan sembarangan. Naya menyamankan dirinya untuk tidur di mobil tersebut. "Mimpinya aneh, diculik kakek-kakek" gumam Naya kembali menutup mata dan tersenyum simpul "Papa yakin mau menikahkan Argha dengan gadis ini? Dia kelihatan.." ucap Argha terhenti begitu melihat aneh pada Naya yang tertidur di mobil "Sudah kamu percaya saja sama papa. Papa tidak pernah salah memilih jodoh untuk anak-anak papa. Kamu juga sudah lihat kakak-kakak mu yang bahagia bersama wanita pilihan papa kan" sergah Tirta ayah dari Argha juga lelaki paruh baya yang ditemui Naya dijalan tersebut "Kamu cepat bawa Naya ke kamar rias" ucap Tirta yang kemudian ia turun dari mobil Argha masih berdiri di samping pintu mobil tempat Naya tertidur pulas saat ini. Ia terus melihat bingung pada Naya. "Gha, cepat!" seru ayahnya "Iya.. iya pa" Argha segera mengangkat tubuh Naya dari mobil dan membawanya ke kamar rias Naya telah di rias selama ia masih menutup mata rapat. Ketika makeup nya telah selesai, seorang perias pun membangunkan Naya untuk berganti kebaya pengantin. Naya yang berfikir bahwa dirinya masih di alam mimpi pun tidak menanggapi serius tentang yang sedang ia lakukan saat ini. Flashback off Setelah prosesi akad telah selesai, Argha membawa Naya ke kamarnya. Naya memperhatikan sekeliling kamar dengan wajah yang kebingungan. "Kenapa aku seperti betulan di kamar orang ya?" gumam Naya menggaruk kepalanya yang tidak gatal "memang kamu sedang berada di kamarku" sahut Argha yang telah duduk di sisi kasur "Kakak ini siapa?" Tanya Naya mendekat pada Argha dengan wajah kebingungan "Aku suamimu" jawab Argha dengan santai dan senyuman manis yang tiba-tiba membuat Naya meleleh "Nikmat mana yang kau dustakan Nay, laki-laki tampan bertubuh kekar tiba-tiba mengaku suami mu di mimpi" celetuk Naya menggeleng keplala dengan tawa tidak percaya nya "Sudah aku mau tidur lagi biar bisa cepat bangun di alam nyata" Naya pun merebahkan dirinya di ranjang pengantin Argha yang melihat tingkah Naya mendadak tertawa. Ia mendekat pada Naya, memperhatikan wajah Naya dari jarak yang sangat dekat. Ia juga mengusap wajah Naya dengan lembut. "Tidurlah, kamu terlihat lelah" Naya pun mengangguk dengan matanya yang tertutup "Jhaljha" ucap Naya kembali tertidur pulas "Sepertinya anak ini suka menonton film drama Korea" gumam Argha yang tersenyum lepas Hari yang semakin sore, Naya baru terbangun dari tidurnya yang cukup panjang. Naya menggeliat dan menguap saat suara burung membangunkan tidurnya. "Sejak kapan di kosan ada yang pelihara burung" gumam Naya yang mengerjapkan matanya Naya mengecap dan sejenak terdiam dengan matanya yang ia paksa berkedip berulang kali. Ia lalu beranjak dari kasur saat tidak mengenali tempat ia berada saat ini. "aduh! aku tidur sambil jalan ini tadi?" Sentaknya yang terkejut kebingungan "Ini dimana ya? jangan-jangan yang dimimpi kalau aku diculik betula lagi. Mati aku kalau dicari mama bagaimana ini?" gerutunya berjalan kesana-kemari Ceklek Sontak Naya bersembunyi di balik tirai, "mati.. mati penculiknya semakin deket ini sepertinya" Naya bergumam ketakutan sembari menutup matanya erat "Hei" sapa Argha membuat Naya terjingkat kaget saat Argha membuka tirainya "k.. kamu siapa?" Tanya Naya dengan terbata-bata "Jangan bilang kamu suamiku" ia pun tertawa terbahak-bahak saat menjawab sendiri pertanyaannya Argha membenarkan tebakan Naya, bukannya terkagum ataupun bahagia justru Naya langsung berdiam kaku dengan mata melebar. "kamu bercanda kan?" Naya mengernyit menatap Argha "Tidak, aku serius. Mau bukti?" jawab Argha membuat Naya selangkah demi selangkah menjauh dari Argha Argha pergi untuk duduk di sisi kasur, "kemarilah akan aku jelaskan semuanya" ujar Argha digelengkan Naya dengan cepat "k.. kamu jelaskan disana saja, aku dengarkan dari sini" Naya masih ketakutan dengan adanya Argha "Kamu ingat dengan lelaki paruh baya yang bertemu denganmu di jalan depan kos mu?"tanya Argha dianggukannya "Itu ayahku. Saat itu dia menawarkan padamu untuk menikah denganku, dan kamu menyetujuinya. Beberapa hari lalu ayahku juga meminta data mu untuk pendaftaran pernikahan dan pagi ini kita telah melakukan akad" jelas Argha tidak membuat Naya mengerti justru membuatnya tertawa terbahak-bahak "Kita hidup di negeri dongeng ya? bagaimana mungkin ada ayah menikahkan anaknya yang super keren seperti kakak dengan anak jalanan seperti saya?" tawa Naya yang tak kunjung berhenti "Pikirkan seperti itu tapi kenyataannya memang ada, dia ayahku orang yang kamu sebut tidak mungkin itu" ucap Argha dengan tatapannya yang tiba-tiba menjadi dingin Naya pun sontak berhenti tertawa saat melihat perubahan wajah Argha. "Oke maaf" ujar Naya berhenti tertawa "Nama kakak siapa?" Tanya Naya dengan lembut "Saya Argha" jawabnya "Hai kak Argha, saya Naya. Baiklah kita sudah berkenalan. Bisa bantu aku untuk pulang?" Kata Naya dengan serius "Pulang? Apa maksudmu pulang? Aku suamimu, ini rumahku yang berarti juga rumahmu. Kau mau pulang kemana?" Jawab Argha membuat Naya ternganga "Bukan di sini maksudku. Pulang.. pulang ke kosan" jelas Naya yang kebingungan "Iya aku tau maksudmu, tapi kita sudah menikah. Lalu kenapa kamu ingin pulang ke kosan mu?" Tanya Argha "Karena kakak ku disana. Aku bisa-bisa dicari oleh keluarga ku nanti. Jangan kakak pikir karena aku sering kelayapan sendiri dan tinggal di kosan, aku tidak memiliki keluarga" sergah Naya "Baiklah aku akan mengantarmu pulang ke kosan mu. Tapi aku akan menjemputmu kembali saat kamu sudah siap tinggal disini bersamaku" jawab Argha didehumkan dengan senyuman lebar oleh Naya
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD