Matahari belum terlihat. Naya terbangun karena kedinginan. ia yang akan kembali tidur pun tak bisa merilekskan dirinya karena suara orang bergosip yang cukup kencang hingga terdengar jelas di kamarnya. "lah ya, dokter Argha ini tampan dan pintar. beruntung sekali Naya yang seperti itu mendapatkan dokter Argha sebagai suaminya" Naya tersenyum menyeringai dengan mata tertutupnya. "coba saja dia mendengar itu, semakin tinggi saja rasa percaya dirinya" batin Naya "iya betul itu. tadinya sewaktu nenek Naya bilang dokter Argha ini suami Naya saya tidak percaya loh. karena saya sekali melihat dokter Argha di puskesmas itu langsung ingin menjodohkan dokter Argha ini dengan anak saya yang juga sedang kuliah perawat di Jember" "ashh bibi Martini tidak bisa sekali, melihat yang fresh sedikit" bat