"Lihatinnya jangan begitu Mas," Cicit Jingga. Ia dengan cepat menunduk sambil menutupi wajah dengan kedua tangannya. Saat ini mereka tengah menikmati makan siang. Sama seperti semalam, lelaki itu tak rela melepas Jingga. Awalnya Sultan berjanji hanya akan melakukannya sekali dengan dalih tak tega melihat istrinya yang masih kesakitan, tetapi yang terjadi berikutnya justru ia tak sanggup menahan luapan hasratnya. Tak ada sesal yang Jingga rasakan walau sebenarnya dia masih menderita rasa sakit dan juga lelah. Ia paham karena mereka masih dalam masa pengantin baru dan gairah Sultan sedang panas-panasnya dan sudah tugasnya lah sebagai istri untuk memenuhi kebutuhan biologis pria itu. "Mas Sultan ih, malu. Jangan melihatku bagitu." Jingga kembali merengek. Sejak tadi suaminya itu terus

