Sinar rembulan menyorot sendu membiaskan kilaunya yang indah di jendela kamar Nania. Wanita itu baru saja selesai bertadarus saat daun pintu terayun membuka. Atha tersenyum manis pada ibunya lalu berjalan mendekati peraduan. "Biar aku bantu Ibu bebersih, sudah malam aku nggak mau Ibu sampai masuk angin." "Nggak usah, Ibu sudah gosok gigi dan bersih-bersih." "Minum obat juga?" Atha kembali bertanya. Nania mengangguk. "Jingga yang bantuin Ibu," Ucapnya. "Jingga?" "Iya. Padahal Ibu lihat dia masih sangat lemas, tapi demi Ibu dia rela turun dari kamarnya dan membantu Ibu." Atha membisu. Ah, wanita itu selalu saja berhasil 'menamparnya' dengan setiap tindak tanduknya. Segala yang ada dalam diri wanita itu membuatnya terpukau, tapi anehnya perasannya jauh lebih condong pada Mayang. S

