2 - Land of Wild Wolves

1218 Words
*Tapp…!!! *Tapp…!!! Pria tua berambut putih, atau biasa dikenal dengan Sage Agung Serigala Putih, melakukan langkah ringan namun sangat cepat, menjelajah sudut-sudut Land Of Wild Wolves. Bergerak seperti sedang mengendarai angin. "Hmmmmm… Kelahiran yang di takdirkan! Setelah ribuan tahun menanti, akhirnya aku bisa berjumpa dengan orang yang bisa dijadikan sebagai penerus!" Gumam Serigala Putih. Sage Agung Serigala Putih, bukanlah seorang manusia sembarangan. Ia adalah satu dari beberapa manusia yang memiliki kekuatan puncak, entitas tertinggi umat manusia. Pada tangan pria tua inilah keberlangsungan hidup serta ketentraman umat manusia tergantung. Dia, bersama beberapa Sage Agung umat manusia lain, layaknya gerbang penjaga, atap yang menopang rumah umat manusia, menghindarkan dari terjangan badai yang kerap kali datang berkunjung. Karena bagaimanapun juga, umat manusia, adalah ras minoritas yang keberadaannya dianggap remeh pada alam semesta. "Mencapai puncak tertinggi! Sungguh janji yang cukup naif! Kapan kira-nya aku bisa menepati itu?" Gumam Serigala Putih, dalam langkah ringan yang ia lakukan, mulai mendongak keatas. Menatap langit berbintang. Tampak sedang merenung. Alam semesta, atau biasa dikenal dengan sebutan Endless Sky, adalah tempat yang maha luas, ditinggali oleh bermacam makhluk dan ras. Hidup berdampingan dengan saling mengisi ruang satu sama lain. Menciptakan keseimbangan tertentu. Meskipun memang dalam sejarah panjang Endless Sky sering terjadi perang antar ras, namun itu masih berada dalam batas-batas yang tak mengancam keberlangsungan kehidupan. Setiap ras, mengerti batasan masing-masing. Jika memang ada satu ras tertentu yang mulai melewati batas, perjanjian kuno akan di dengungkan. Setiap ras akan bersatu untuk memukul balik. Disinilah istilah tentang 'Keseimbangan tertentu' berawal. Dari bermacam ras, ada beberapa yang memiliki kedudukan sedikit lebih tinggi dari ras-ras lain, karena memiliki kekuatan alami yang begitu mendominasi. Sulit di tandingi oleh ras lainnya. Sebut saja Half Angel, ras campuran, keturunan makhluk kuno yang sudah punah. Half Angel, memiliki rival yang tak kalah kuat, mereka adalah Half Demon. Juga merupakan ras berdarah campuran dari makhluk kuno yang telah punah. Dua ras tersebut adalah yang paling kuat dari seluruh ras yang tinggal di dalam Endless Sky. Menguasai beberapa dunia sekaligus dari 100 dunia yang ada di realm utama. Namun, selain Half Angel dan Half Demon, ada beberapa ras lain yang kekuatannya tak bisa di remehkan, hampir mendekati dua ras sebelumnya. Mereka adalah Ras Elf, Orc, serta Naga. Ketiga ras ini juga memiliki garis darah kuno, namun tak semurni Half Angel dan Half Demon. Sedangkan manusia, hanyalah ras yang memiliki kedudukan sedikit diatas dari makhluk atau ras-ras paling lemah. Jika tak ada beberapa dari mereka seperti Pertapa Serigala Putih dan Pertapa Penjelajah Realm, manusia yang mampu mencapai tingkat kultivasi Sage Agung, mungkin umat manusia akan berakhir di perbudak oleh ras-ras lain. Istilah Kultivasi sendiri, merupakan hal yang biasa di pakai untuk menyebut tingkatan kekuatan seorang makhluk yang mampu mengolah energi alam. Menjadikan energi alam sebagai bagian dari kekuatannya sendiri. Sementara kedudukan tertinggi dalam kultivasi, adalah Sage Agung. Makhluk yang mampu mencapai tingkatan Sage Agung, bisa dikatakan adalah entitas tertinggi. Penguasa penuh dominasi mutlak yang berdiri diatas seluruh makhluk Endless Sky. Sebuah prestasi yang sangat sulit di capai, karena bahkan pada ras terkuat seperti Half Angel dan Half Demon, tak banyak juga yang mampu mencapai tingkat Sage Agung. Para Sage Agung inilah yang berperan sebagai penjaga keseimbangan seluruh realm Endless Sky. Baik itu 100 dunia di realm utama, atau ribuan dunia lain di realm yang lebih rendah. Tingkatan realm pada Endless Sky sendiri, di bagi menjadi 3. Yakni realm utama, terdiri dari 100 dunia. Kemudian tepat di bawah realm utama, ada realm menengah, terdiri dari 1000 dunia. Sedangkan tingkatan paling bawah, adalah realm rendah, terdiri dari 10.000 dunia. Sementara Land Of Wild Wolves yang di jaga oleh Sage Agung Serigala Putih, adalah bagian dari 100 dunia yang ada di realm utama, merupakan tempat dari sedikit dunia yang berhasil di tinggali oleh umat manusia. *Taapp…!!! *Tappp…!!! Serigala Putih masih menatap langit berbintang yang maha luas, sampai kemudian, langkah kakinya terhenti bersama dengan pandangan matanya berganti untuk melihat kedepan. "Hmmmm… South Region!" Gumam Serigala Putih. Merasa bahwa hawa keberadaan dari kelahiran baru yang tadi ia rasakan, berasal dari wilayah yang berada tak jauh di hadapannya. *Taaappp…!!! *Woooshhhh…!!! Setelah memandang untuk sesaat, sosok Serigala putih kembali menghilang. Menambah kecepatan agar bisa sampai lebih cepat. Land Of Wild Wolves, dunia tempat tinggal umat manusia, dibagi menjadi lima region utama. Yakni South Region dengan berbagai Klan yang tinggal di dalamnya, empat Klan terkuat, adalah Xiao Klan, Zhou Klan, Uesugi Klan, dan Oda Klan. North Region, memiliki Kelompok yang di sebut House. Dengan House of Alknight, House of Braveheart, serta House of Asgard menjadi yang paling kuat. Sage Agung Serigala Putih, berasal dari House of Alknight. East Region, memiliki dua kelompok yang mendominasi, yakni Barbarian Tribe, serta Eleanor Tribe. West Region, hanya punya satu kelompok tunggal. Tak lain adalah True Dragon Sect. Sage Agung Penjelajah Realm, adalah sosok yang mendirikan sekte tersebut. Terakhir, ada Mid Region. Tempat satu kelompok besar yang merupakan penjaga ketentraman seluruh Region, Wolves Guild. Mendirikan kota besar, Wolves City. Menjadi pusat dari Land of Wild Wolves. (South Region. Kastil utama Xiao Klan) "Oeekkk…!!" "Oeekkk…!!" "Oeekkk…!!" Tangis bayi yang baru lahir, terdengar menggema begitu keras bahkan sampai pada setiap sudut kastil yang sangat luas. "Putraku telah lahir! Putraku telah lahir! Putra pertamaku telah lahir!" Seru seorang pria yang tampak berusia setengah baya. Begitu bersemangat sampai menggendong putranya yang baru lahir, sembari berlari keliling kastil. Pria setengah baya ini tak lain adalah Xiao Song, Patriarch dari Xiao Klan. Kepala keluarga atau pemimpin utama Klan tersebut pada generasi saat ini. Setelah menanti sekian lama, pada malam yang cerah dengan bintang-bintang bertebaran diatas langit, Xiao Song, akhirnya mendapat keturunan. "Hahahhaha…!!! Putraku! Putraku yang tampan!" "Patriarch selamat!" "Selamat Patriarch!" "Akhirnya Klan Xiao menemukan penerusnya!" Xiao Song semakin memasang wajah berbinar saat beberapa tetua Klan, datang menghampiri untuk memberi ucapan selamat. "Hahhaha…! Terimakasih! Terimakasih! Katakan pada seluruh anggota! Baik itu keluarga inti, maupun keluarga cabang, untuk satu bulan kedepan, Klan kita akan mengadakan pesta! Hahahha…!" Ucap Xiao Song. Menutup intruksi dengan tawa lantang. Xiao Song dan para tetua yang ada di sekitar tampak masih melakukan obrolan ringan nan hangat, sampai tiba-tiba, seorang penjaga datang dengan langkah tergesa. Sembari memasang wajah cemas. "Patriarch! Laporan penting!" Ucap sang penjaga. Segera berlutut di hadapan Xiao Song. "Laporan penting?" Ucap Xiao Song. Mulai mengerutkan keningnya. "Laporan penting macam apa?" Tanya Xiao Song. "Itu… Di depan gerbang utama, ada tamu yang…" Sang penjaga bahkan belum sempat menyelesaikan laporan, sampai Xiao Song segera memotong ketika mendengar kata 'tamu' terlontar dari mulut bawahannya tersebut. "Tamu? Apa kau gila? Sudah jelas aku sadang tak menerima tamu!" Dengus Xiao Song. "Tapi…" Penjaga hendak memberi penjelasan lebih lanjut, namun kali ini salah satu tetua ganti memotong. "Sudah…!! Apa kau buta? Tak lihatkah bahwa Patriarch sedang ingin menikmati momen paling bahagia dalam hidupnya?" "Pergi! Katakan pada siapapun tamu itu, untuk datang lain waktu!" Tutup sang tetua. Dengan intonasi nada membentak. "Ahhhh… Dengar dulu! Itu adalah Sage Agung Serigala Putih! Kalian benar-benar ingin mengusirnya?" Ucap Sang penjaga. Dengan ekspresi wajah frustasi. "Sa… Sage Agung? Serigala Putih?" Mendengar nama Serigala Putih di sebut, mata Xiao Song segera terbuka lebar. "Dimana dia sekarang?" Tanta Xiao Song. "Di depan gerbang Kastil!" Jawab Sang penjaga. "Bodoh…!!! Kenapa justru menyuruhnya menunggu! Cepat! Cepat antar ke aula utama! Siapkan jamuan terbaik! Ini benar-benar memalukan! Kemana harus kutaruh mukaku ini!" Lanjut Xiao Song. Menjadi panik.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD