Abraham langsung membawa Renata ke rumah sakit bersalin. Wanita itu terus meringis dan menangis kesakitan merasakan mulas yang sangat luar biasa di perutnya. Air ketubannya sudah pecah sejak dari dalam mobil dan dokter segera membawanya ke ruang operasi. "Sampai sini saja, Tuan, maaf!" kata perawat menghalau Abraham yang tanpa sadar ingin ikut masuk ke dalam ruangan. Andai saja tidak ingat jika waktu sangatlah berharga untuk putrinya, Abraham mungkin akan berteriak marah karena ada orang yang berani melarangnya. Namun situasinya saat ini sangat penting, maka kemudian dia pun hanya bisa mendesah keras melihat pintu ruangan tertutup di hadapannya. Abraham dengan tidak tenang berjalan bolak-balik menunggu proses kelahiran cucunya, dia juga cemas memikirkan nasib Renata, putrinya itu terlih