Surendra Pulang

1009 Words

"Apa kita harus membahasnya atau menutup telinga?" ucap Evan selagi dia dan Kevin berjalan menuju kantin Rumah Sakit. "Mungkin pilihan kedua lebih baik!" ujar Kevin, dia sendiri merasa bingung menghadapinya. Tapi di sisi lain, dia juga merasa lega seolah kemarahannya sudah tersampaikan oleh Mark. "Aku tidak munafik, aku senang mendengarnya!" hembus Kevin seraya duduk di kursi. "Ya, aku bisa memahami itu, kita semua sangat marah dengan apa yang terjadi pada Nathan!" timpal Evan, karena dia sendiri juga merasa murka melihat Nathan yang terbaring lemah dan kesakitan. Untuk sejenak kedua pria itu pun hanya terdiam menghadapi kopi panas di cangkir masing-masing. "Bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Kevin, dia belum sempat menjenguk Nathan lagi. "Sudah membaik, kita tinggal menunggu masa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD