bab 2b

626 Words
"Nikmatin popcorn nya maksud om?" Tanya Sheila dengan polosnya. Bian yang mendengar itu malah tertawa, sekaligus menertawakan dirinya yang hampir saja khilaf. "Iya makan popcorn nya Sheila. Tapi kita keluar dari sini dulu." Ucap Bian hati-hati. Sheila mengangkat satu alisnya, "kenapa keluar, filmnya bahkan baru dimulai." Ujar Sheila. Mata Bian memandang tajam kearah Sheila. "Ini film dewasa Sheila." "Astaga om, aku sudah besar tahu. Tolong jangan larang aku menonton yang begini." "... kalau om mau keluar, keluar saja. Sheila disini sendiri juga tidak apa-apa." Ujar Sheila memelan. Terlihat kesedihan dimata Sheila, tapi Bian juga tak ingin mengambil resiko. Bagaimana kalau dirinya khilaf ditengah- tengah film. "Baik, om keluar." Ujar Bian seraya berdiri meninggalkan studio juga Sheila, Sheila tak menyangka jawaban Bian akan seperti itu. Sheila mau nangis rasanya, Sheila mau mengadu pada papanya. Tapi tidak mungkin Sheila mengadu tentang hal ini. Sheila meratapi kepergian Bian. Bian dengan santainya meninggalkannya sendiri. Paman Bian jahat, dasar tua! Dasar paman tua..! Kutuk Sheila dalam hati. Sedangkan Bian malah mengutuk dirinya yang dengan bodoh malah keluar dari studio, dan memilih meninggalkan Sheila sendirian. Bagaimana kalau Sheila hilang? "Maaf." Ujar seseorang dibelakang Bian. Ternyata seorang wanita. "Ada apa?" Tanya Bian dingin. "Boleh saya minta bantuan, maaf sekali sebelumnya." pinta wanita bergaun merah terang yang mengekspos tubuhnya terlalu terbuka, dengan dress diatas paha dan tali kecil untuk penyangga bajunya. "Untuk apa?" Tanya Bian, lagi pula dia tak punya kerjaan. "Syal saya nyangkut dirambut dan ini tak bisa terlepas. Alhasil rambut saya tertarik.." "... sakit sekali, bisa bantu lepaskan?" Ucap wanita itu dengan lirih. Mau tak mau Bian membantunya melepas ikatan syal milik wanita itu di rambutnya. Bian menguntai satu demi satu rambut wanita dihadapannya. Tinggal bagian depannya. Bian pun mau tak mau harus melepaskan ikatan syal bagian depan rambut wanita itu, jadi sudah pasti kalau wajah bian sedikit kebawah mereka bisa saling pandang karena berhadapan. Tapi berbeda dalam pandangan Sheila, posisi Sheila yang dari belakang membuat Sheila salah paham. "Om Bian."  Bian melepaskan tangannya dari rambut wanita itu. "Sheila, kok kamu disini? Memang filmnya sudah selesai?" Tanya Bian beruntun yang sebenarnya takut-takut Sheila salah paham. Sheila melirik wanita seksi disebelah Bian. Lalu entah mengapa membandingkan nya dengan dirinya sendiri, jelas Sheila tidak ada apa-apanya. Wanita dihadapannya lebih seksi, dan dewasa. Tipe om Bian banget! Sheila kalah. "Sheila pulang sendiri saja, om lanjut saja dengan tante ini." "... permisi tante." Pamit Sheila seraya berjalan santai lalu beberapa detiknya berlari dengan kencang. Bian menggaruk rambutnya yang tidak gatal, lalu segera menyusul Sheila. Lari sheila tidak ada apa-apanya untuk Bian kejar. Bian menarik pergelangan tangan Sheila. "Kenapa lari Sheila?" "Mau kabur dari pengawasan om?" "Mau nakal? Iya?"  "Sheila dengar, kalau kamu hilang om juga nanti yang repot." Sheila yang awalnya membuang muka pada Bian sekarang malah menatap Bian tajam. "Jadi Sheila selama ini ngerepotin om? Kenapa gak bilang dari awal? Kalau Sheila hilang memang kenapa? Takut dimarahi papa? Sheila tidak butuh om! Sheila bisa hidup sendiri mulai sekarang..!" Emosi Sheila. "Sheila jangan begitu." Ucap Bian memelan. Bian menangkup pipi Sheila, mengacak lembut rambut Sheila, lalu mengecup kening sheila dalam. Sheila jadi tenang. "Sekarang jelaskan apa salah om? Kenapa Sheila bisa emosi, Hm..?" Tanya Bian dengan lembut. "Om tidak tahu salah om apa? Banyak om! Banyak sekali." "Apa Sheila, katakan saja. Om akan minta maaf jika om benar- benar salah." Tangan Bian yang masih setia menangkup pipi Sheila dengan kedua tangannya. Sheila menatap Bian.  "Yang pertama, om tinggalin Sheila dibioskop sendiri. Yang kedua, om ternyata punya pacar. Yang ketiga, om bilang Sheila ngerepotin. Dan yang ke-empat .."  Sheila menggantungkan kalimatnya. "Oke om minta maaf, dan tentang wanita itu. Dia orang lain Sheila bukan pacar om!" "... dan keempat, jelaskan apa salah om?" Tanya Bian. Sheila memberengut. "Om tidak sadar perasaan Sheila selama ini..." "Sheila.... suka sama.."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD