AUTUMN-08: MENEBUS RINDU (1)

2105 Words

“Abang?” panggil Anggara setelah mengetuk pintu kamar Irgi beberapa kali. “Masuk Pa.” Sang ayah membuka pintu, sementara Irgi bangun dari posisi berbaringnya, duduk di sisi ranjang. “Udah mau tidur?” “Tadi udah ketiduran, kebangun gara-gara dengar Hana nangis, Pa.” “Biasa, berantem sama Dirga. Setara usilnya.” Irgi terkekeh. “Tamunya sudah pulang Pa?” “Sudah, boy. Kenapa tadi sikap Abang begitu?” Irgi menghempaskan napas, menyugar surainya kasar. Belum mendapatkan kata-kata yang pas untuk menggambarkan alasan mengapa sikapnya dingin seperti itu. “Masih ga nyaman temenan sama cewek?” tanya Anggara lagi. “Abang temenan kok Pa sama cewek, tapi Abang ga suka kalau ceweknya centil gitu.” “Centil?” “Iya, kayak maksa orang biar merhatiin dia. Ga punya value banget!” Anggara malah ter

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD