Irgi itu niatnya duduk. Tapi, dia ngga sadar kalau posisi tidurnya sudah di pinggir. Gara-gara nyawa belum ngumpul plus salah manuver, jadilah ia terjerembab ke lantai dengan kepala yang terantuk sisi nakas. Sakit? Pastinya. Kagetnya yang bikin jantung mencelos. Berhubung di mint house ngga tersedia benang bedah, akhirnya Ian – yang sudah ikut tinggal di sana selama dua bulanan – didaulat nganter si Abang ke klinik terdekat. Lumayanlah, jadi keren, ada aksesorisnya di pelipis kiri Irgi. Balik dari klinik Irgi langsung siap-siap, untunglah April sudah menyiapkan segala kebutuhan sang suami. Kemeja putih, celana hitam, dasi, kaos kaki dan sepatu gegas Irgi kenakan. “Boo?” panggil Irgi. “Ya?” April yang tengah menyiapkan bekal sarapan untuk Irgi langsung meninggalkan kerepotannya, menyamb