“Ng~”
Perlahan kedua kelopak mata Daniella terbuka, mencoba menyesuaikan pandangan dengan keadaan kamar yang sedikit gelap karena hari masih cukup pagi. Ia meraih tas selempangnya disamping ranjang dan mengeluarkan benda berbentuk persegi dari dalamnya.
“Astaga!”
Seketika Daniella terkejut mendapati waktu menunjukkan pukul 06:43, itu artinya dia tidak pulang semalaman. Daniella segera mengubah posisinya menjadi duduk, tapi tiba – tiba ia merasakan perih di selangkangannya akibat kegiatan semalam. Kemudian dia melirik kearah samping tubuhnya dan melihat seorang pria matang nan dewasa sedang tertidur telanjang disampingnya, tidurnya tidak terganggu sama sekali ketika Daniella tak sengaja berteriak kecil saat menatap jam pada ponselnya.
Masih dengan rasa kantuk yang mendera, Daniella melepas topengnya dan memunguti pakaiannya. Tapi kegiatan Daniella terhenti saat mendapati gaun yang dipakainya rusak parah, terdapat sobekan disana – sini. Akhirnya ia memutuskan untuk menghampiri lemari yang ada di kamar itu dan mencari kemeja yang cocok untuknya, lalu memakainya.
Daniella kemudian berjalan kembali menuju ranjang yang masih terdapat lelaki yang digaulinya semalam, mengamati setiap inchi raut wajah pria itu. Seketika senyum manis terukir diwajahnya saat mendapati wajah pria dihadapannya yang begitu tampan bak dewa yunani. Dimulai dari bulu mata lentik yang mampu membuat iri setiap wanita, kemudian hidungnya yang mancung, lalu bibir seksi pria itu yang sedang mengatup rapat, membuat kesan rupawan di dalam wajahnya.
Melihat keindahan ciptaan Tuhan ini, membuat Daniella ingin mengabadikannya dengan ponsel pintar yang ada di dalam tas kecilnya, kemudian mengambil beberapa gambar dari pria itu. Mengamati sekilas foto yang diambilnya sambil tersenyum puas karena hasilnya sesuai harapannya, lalu memasukan ponselnya kembali kedalam tas.
“Oke om, semoga kita ketemu lagi lain waktu.” Daniella mengecup singkat dahi laki – laki di hadapannya layaknya seseorang yang sudah cukup lama mengenalnya, lebih tepatnya seperti pasangan suami istri. Membayangkannya saja membuat pipi Daniella bersemu merah. Sejak kapan ia menjadi wanita nakal?!
Daniella mengambil cek kosong di dalam tas kecilnya, lalu menuliskan angka 1 milyar diatasnya disertai sebuah pesan singkat pada sticky note. Kemudian menaruhnya diatas nakas kecil samping ranjang, sebelum akhirnya beranjak pergi meninggalkan pria itu.
___
‘Semoga saja ayah sudah berangkat kerja’ Batin Daniella setelah sampai di kediamannya. Sambil berjalan pelan memasuki rumahnya, Daniella merapalkan doa berharap Bryan sudah pergi bekerja.
’Cklekk..’
Daniella membuka pintu utama rumahnya dengan hati – hati, kemudian melongokkan kepalanya sedikit kedalam rumah yang terlihat lenggang. Keadaan rumahnya cukup gelap, sepertinya asisten rumah tangga belum bangun untuk membuka gorden rumah, agar cahaya matahari dapat masuk menerangi seisi rumah. Tanpa memikirkan apapun lagi, Daniella mulai memberanikan diri memasukan tubuhnya kedalam rumah sambil menutup pintu utama dengan begitu hati – hati.
“Darimana semalaman gak pulang?”
Tiba – tiba saja saat Daniella telah benar – benar memasuki rumahnya, suara berat menginterupsinya dari arah tangga, diikuti dengan gorden yang terbuka secara pelahan. Sepertinya orang rumah sengaja membiarkan keadaan rumah menjadi gelap agar dapat memergoki Daniella yang pulang terlambat, atau mungkin karena rasa khawatir yang begitu kuat sehingga membuat penghuni rumah melalaikan tugasnya masing – masing seperti membuka gorden.
Ketika sinar matahari perlahan masuk kedalam rumah, Daniella dapat melihat dengan jelas sosok ayahnya yang sedang berdiri menjulang di samping tangga sambil menatap tajam kearahnya.
“A-Ayah… Aku..,” Ucapan Daniella terpotong saat matanya menangkap penampilan ayahnya yang sedikit berantakan. Tercetak dengan jelas disana, kedua kantung mata Bryan yang menghitam disertai rambutnya yang acak – acakan. Apakah kepulangannya semalam membuat ayahnya itu frustasi? Hingga Bryan tidak tidur semalaman demi dirinya, jika benar seperti itu maka Daniella merasa menyesal karena tidak menuruti perkataan ayahnya itu dari awal.
Tanpa sadar Daniella menitikan air matanya, ia sadar bahwa dirinya telah melakukan kesalahan sehingga membuat ayah tirinya itu menjadi sangat khawatir. Dengan gerakan takut, Daniella berlari kearah ayahnya itu dan memeluknya sambil menangis.
“Ayah.., maafkan Ella..,”
Bryan sedikit tersentak saat anak tirinya itu memeluknya secara tiba – tiba. Seketika emosi yang dibendungnya sejak semalam perlahan hilang, digantikan dengan rasa penyesalan yang mandalam karena telah lalai dalam menjaga anaknya sendiri.
“Ella darimana semalam?” Bryan berusaha berbicara lembut kearah Daniella, ia tak kuasa jika melihat anaknya itu menangis. Apalagi Bryan dapat menebak apa yang sudah terjadi terhadap anaknya itu dari bajunya yang berganti menjadi kemeja pria. Bryan sangat tahu jika Daniella sudah melakukan perbuatan yang bisa memunculkan aib di dalam keluarga mereka. Tapi Bryan bisa apa? Semua sudah terjadi, dan ia tak tahu lagi bagaimana masa depan Daniella kelak.
Bryan memejamkan matanya memendam semua yang ia rasakan, untuk saat ini ia tak bisa marah terhadap putrinya itu, mengingat semua yang sudah dilakukan Daniella itu belum tentu sepenuhnya salahnya, bisa saja ia telah dijebak. Meskipun tetap saja kelakuan Daniella ini membuatnya begitu marah. Yang dikhawatirkan Bryan adalah masa depan putrinya, bukan yang lainnya. Bagaimana jika nanti tidak ada pria yang ingin menikah dengan Daniella yang sudah tidak perawan lagi?
“Siapa pria itu?”
Ucapan pelan yang berasal dari mulut Bryan membuat Daniella terdiam dan mematung didalam pelukan ayahnya. Bryan ingin tahu, siapa pria yang sudah kurang ajarnya merebut mahkota berharga milik putrinya itu.
“A-ayah..., Daniella..,”
“Ayah tidak akan marah jika kamu mengatakan siapa pria itu.” Bryan tahu bahwa semua yang dipikirkannya benar, bahwa semalaman Daniella telah ditiduri seorang lelaki. Bryan semakin yakin dengan pikirannya, melihat gelagat Daniella yang sedikit gugup.
“Daniella tidak tahu..,”
Tanpa aba - aba Bryan segera melepas pelukannya pada Daniella dengan emosi yang memuncak, “Kamu tahu kan Ella? Ayah dulu mati – matian nolong kamu di tempat pelelangan. Tapi sekarang kamu dengan sukarelanya menyerahkan mahkotamu kepada orang yang tidak kamu kenal? Kamu ingin ayah mati atau bagaimana?!” Dengan bentakan keras, Bryan berhasil melepaskan emosinya. Ia tidak dapat menemukan logikanya lagi saat Daniella benar – benar ditiduri oleh lelaki yang tidak dikenalnya. Bryan terlihat murka dan mengacak – acak rambutnya frustasi.
“Ayah.., Ell_”
Ucapan Daniella kembali dipotong Bryan, “Sudahlah ganti pakaianmu, lalu turun sarapan.” Bryan segera meninggalkan Daniella yang terlihat ingin menjelaskan peristiwa semalam, tapi sayangnya Bryan tidak ingin lagi mendengar satu katapun keluar dari mulut putrinya itu. Akhirnya dengan perasaan sedih dan bersalah, dia memutuskan untuk berjalan menuju kamarnya.
___
Sementara itu di kamar hotel yang tadi ditinggalkan Daniella, seorang pria terlihat baru turun dari dunia mimpinya. Ia terlihat meregangkan tubuhnya yang sedikit merasa lelah akibat olahraga dadakan semalam. Mungkin karena usianya yang mulai menua sehingga membuatnya cepat lelah, ditambah lagi keadaannya kini yang sedang pisah rumah dengan istrinya membuat pengalaman bercintanya berkurang. Pria ini meraba punggungnya yang sedikit perih akibat cakaran gadis semalam, lalu mengelusnya guna meringankan rasa perihnya.
’Benar – benar gadis yang ganas.’
Pria ini berdecak kagum saat mengingat malamnya bersama gadis asing yang tidak dikenalnya, sambil sesekali memijat beberapa bagian tubuhnya yang sedikit pegal. Setelah dirasa cukup membaik, ia mulai menyingkap selimut yang menutupi tubuh telanjangnya untuk beranjak menuju kamar mandi. Namun sayangnya, ketika selimut itu tersingkap pria ini justru kaget dengan bercak darah yang ada di sprei samping pahanya.
‘Dia perawan?’
Seketika pria ini merasakan pening saat memikirkan gadis yang digaulinya semalam masih perawan, dan dialah yang merengut keperawanannya itu. Bagaimana ia akan bertanggung jawab setelah ini? Bahkan rupa dan namanya pun ia tak tahu.
Ketika sedang asik memikirkan cara pertanggungjawaban yang tepat, tiba – tiba dering ponsel membuyarkan pikirannya. Ia mengambil ponselnya yang ada di sebelah bantal tidurnya dan mengangkatnya dengan mengucapkan ‘Halo’ kepada penelepon.
“… Baik… Jadwal saya lusa kebetulan kosong… Baik pak… iya… sama sama.”
Pria ini berucap sedikit sebelum akhirnya memutuskan sambungan telepon yang ternyata berasal dari rekan kerjanya. Namun saat ia meletakkan ponselnya diatas nakas, dia melihat selembar cek bertulis 1 milyar dengan catatan kecil di sampingnya bertuliskan:
“Hai Pria perkasa, terima kasih yah untuk pelayanan semalam. Kamu benar – benar hot dan gagah. Untuk bayarannya sudah kutulis dalam cek.”
Disertai cap bibir di akhir kata membuat darah pria ini naik seketika. Harga dirinya seakan – akan terinjak – injak hanya karena selembar cek dan juga sebuat catatan pendek. Tanpa sadar pria ini meremas catatan itu beserta cek yang ada di nakasnya. Baru kali ini ada gadis yang berani menyenggol harga dirinya selain istrinya sendiri.
To Be Continued…