“Sakit … sakit banget!”
Gladia sampai gemetaran menahan sakit, selain ia yang tak kuasa melihat kenyataannya. Terlalu banyak darah dan itu dari tubuhnya, selain pecahan kaca dari mobilnya yang mungkin mengalami kerusakan parah. Semua itu membuat Gladia merasa ngeri. Dan dari semua rasa sakit yang Gladia rasa, rasa sakit dari perut lah yang membuat Gladia tak berdaya.
Di tengah kesakitannya, Gladia justru teringat apa yang ia lakukan kepada Embun. Ketika dirinya mencoba melenyapkan bayi dalam perut Embun, tanpa ampun. Iya, tanpa ampun. Sebab meski Embun sudah tidak berdaya, tak hentinya memohon sambil menangis bahkan lebih menyedihkan dari seorang pengemis, Gladia tetap tidak peduli.
“T-tolong ….” Suara Gladia mulai gemetaran, menahan rasa sakit yang tak berkesudahan bahkan semakin lama
