“Kita pulang ….” Edward membukakan pintu apartemennya sambil tersenyum hangat kepada Embun.
Ekspresi Edward kali ini terbilang ceria, kontras ketika Embun membahas mengenai penyebab alergi Edward, dan langsung membuat Edward bungkam bahkan pucat.
Embun terdiam bingung menatap Edward. “Berasa pasangan beneran, ya? Aneh sih …,” ucap Embun tak bersemangat kemudian menerobos masuk melewati tangan kanan Edward yang perlahan melepaskan kenop pintu apartemen.
Edward yang seketika terdiam dan kehilangan senyumnya, melepas Embun dengan tatapan serba salah,. Tatapan yang cenderung diselimuti kesedihan. Cukup lama itu terjadi sebelum akhirnya ada gejolak aneh yang membuat Edward tak mampu menahannya.
“Embun Susanti …?” panggil Edward lirih.
Langkah Embun yang memang masih pelan dikarenakan luka
