Selalu Cemburu

1158 Words

Saat itu juga, aku mencari tahu tentang kursi yang Mas Dion maksud. Kreatif sekali suamiku ini. Seketika itu pula, aku menolaknya, tanpa kursi itu pun kami bisa tetap kreatif—aduh, tuh, ‘kan omes-nya nular. Sudah waktunya beristirahat, Mas Dion enggan memindahkan anak-anak dan memilih tidur di sofa bed. Mana mungkin aku membiarkannya tidur sendiri di sofa, jadilah kami saling berbagi kehangatan, tidur dengan saling memeluk. “Mas.” “Hm.” Mas Dion berbaring sambil memelukku dari belakang. Membenamkan wajahnya di ceruk leherku. “Nggak lupakan lusa sore acara pentas Kakak di sekolah?” “Mas ingat.” “Good.” “Yang.” “Iya, Mas.” “Jadi ‘kan besok kita beli, kursi—” “Nggak!” *** Hari ini, acara pentas seni sekolah Aruni. Dia ikut tampil di acara fashion show. Kemarin, saat fitting baju

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD