“Maaf…” “Maaf…” Raja dan Elin saling pandang terkejut. Mulut keduanya kembali terkatup seperti belasan menit yang lalu dan hanya saling diam. Raja mengusap tengkuk salah tingkah. Ia kembali mengalihkan pandangan ke arah kolam renang yang airnya tenang itu. Ya iyalah tenang, kan tidak ada yang berenang di sana. Lagipula, itu kan bukan air laut yang ada ombaknya. Astaga! Setelah mengantar Magani ke depan, Raja mengajak Elin untuk kembali ke gazebo. Mereka duduk berdampingan dengan kaki menggantung. Sebenarnya hanya kaki Elin, sementara kaki Raja sampai menapak lantai. “K-kamu tidak salah apa-apa, kenapa harus minta maaf—“ “Maaf… Mas, saya selalu salah paham sama Mas Raja… Maaf karena semudah itu mengakhiri hubungan kita. Maaf karena semudah itu menilai Mas Raja mungkin saja akan bersika

