Karina masih gemetar, tangannya mencengkram sprei.
“Mas… aku masih lemes… tapi kalau Mas mau, aku ikut… ahhh…”
Sean membalik tubuhnya dengan hati-hati, menatap wajah Sean yang sudah merah basah oleh keringat. Ia mencium bibirnya rakus.
“Kamu itu candu Mas. Nggak bisa berhenti cium kamu…”
Karina mendesah di antara ciuman.
“Ahhh… Mas… pelan-pelan dulu… aku masih gemeteran…”
Sean mengangkat Karina, mendudukkannya di pangkuannya.
“Ganti gaya ya Baby… sekarang kamu yang di atas. Mas pengen lihat ekspresi cantikmu dari dekat.”
Karina menggeleng, wajahnya makin memerah.
“Mas… ahh… aku nggak bisa kalau di atas…”
Sean meremas pinggulnya lembut, lalu membisikkan dengan suara serak.
“Kamu bisa… Mas pegangin… ayo goyang pelan dulu.”
Karina menggigit bibir, lalu perlahan menurunkan tubuhnya
