Saat Gio mendapatkan ceramah panjang dari putrinya, ponselnya tiba-tiba berdering namun dia tak berniat mengangkatnya, membiarkan layar ponsel menyala hampir tiga menit karena panggilan tak kunjung berakhir. Beberapa saat kemudian ada pesan masuk beruntun. Membuat Naura mengalihkan perhatiannya pada ponsel Papanya yang menurutnya berisik. “Om Restu yang telepon Papa?” tanya gadis kecil itu. “Sepertinya iya. Boleh Papa angkat?” tanya balik Gio. Sebelum menjawab Naura berpikir lebih dulu. Sebenarnya dia tidak suka jika di rumah Papanya masih memikirkan pekerjaan tapi dia juga penasaran apa yang akan dikatakan oleh musuhnya itu. Setelah kejadian pencurian ciuman di pipi, Naura menganggap Restu sebagai musuhnya. Tiap kali bertemu pasti akan berdebat hingga membuat gaduh tempat mereka seda

