Bag 8

1720 Words
Malam semakin larut, waktu sudah mulai menunjukkan hampir pukul setengah dua dini hari. Namun semakin malam, keadaan klub malam ini malah semakin ramai dan meriah. "Lo tertarik sama Rysa?" tanya Kilua tiba-tiba karena sejak tadi sahabat artisnya ini selalu memperhatikan pergerakan pelayan seksi yang saat ini sedang mondar-mandir mengantar pesanan. Dino mengalihkan pandangan ke arah Kilua dengan wajah datar. "Tertarik atau enggak, gak ada hubungannya sama lo kan?" tanya Dino sambil bersedekap dan mengangkat sebelah alisnya. Kilua berdecak kesal lalu kembali meminum vodka-nya. "Tu cewek gak kayak kebanyakan cewek di klub malam, No. Jadi kalau lo mau main-main kayaknya..." "Sejak kapan gw main-main sama cewek klub malam?" "Jadi lo serius sama dia?" tanya Kilua terkejut. Jujur saja Kilua terkejut karena sahabatnya ini kan tidak pernah serius sekali pun pada wanita. "Emang cantik sih, No. Tapi mau lo kemanain si Caroline? Jangan bilang lo mau duain mereka? Kasian mereka berdua kalau kayak gitu. Apalagi si Rysa, yang kata Kilua sebenernya cewek polos," ucap Dias ikut nimbrung dalam pembicaraan. Padahal kan pria ini sejak tadi sedang sibuk dengan ponselnya. Kenapa giliran membahas soal Rysa sahabatnya ini terlihat tertarik? Apa Dias juga mengincar gadis manis ini? ”Lo suka sama Rysa?!" tanya Dino tajam ke arah Dias yang langsung membuat Dias menggeleng kencang. "Bukan gitu, Nyet! Gw cuma gak..." "Ck! Gw gak akan ngeduain siapapun!" potong Dino malas. "Jadi lo gak ada niat ngincer Rysa kan?! "tanya Kilua antusias dengan senyum sumringah. Dino menatap Kilua tajam dengan rahang mengeras. "Lo bukannya lagi deket sama ASISTEN DOSEN lo ya?" tanya Dino menekankan kata 'Asisten Dosen' karena sahabatnya ini memang sedang kepincut dengan salah satu asisten dosen di kampus mereka. "Ck! Dia cuek sama gw jadi ngapain ngejer yang gak mau dikejer!" sungut Kilua tiba-tiba tak bersemangat. Bahkan pancaran mata pria itu meredup ketika membicarakan 'Asisten Dosen' yang ditaksirnya itu. "Itu karena lo nya terlalu flamboyan, Pea! Lagian elo, niat deketin dia tapi masih suka keliatan deket sama banyak cewek. Dia kan jadi ngerasa lo cuma godain dia aja!" geram Dias karena tahu jiwa ke-playboy-an sahabatnya ini. "Sienna tuh butuh liat keseriusan lo sama dia, eh lo malah ngelaba tanpa jeda ke cewek lain!" sarkas Dias yang dibalas tatapan sinis Kilua. "Jangan bilang lo suka sama Sienna??!" tanya Kilua tak suka ketika Dias sepertinya berpihak pada Sienna, sang asisten dosen cantik incaran Kilua sejak satu tahun yang lalu. Dias menghela napas lelah. Tadi dia di tuduh oleh Dino suka sama Rysa, sekarang dia dituduh Kilua suka pada Sienna. Dasar Sahabat-sahabat bucin! "Sienna sahabat kecil gw, Man! Gw udah anggep dia kayak adik sendiri." "Alibi lo!" "Astaga! Gw lagi ta'arufan sama guru TK nya ponakan gw! Jadi jangan nuduh sembarangan lo!" tunjuk Dias kesal. Sontak ucapan Dias membuat Dino dan Kilua menganga tak percaya. "Kenapa?" tanya Dias polos karena ditatap seperti itu oleh kedua sahabatnya ini. "Lo ta'arufan?" tanya Dino sambil mengerjapkan matanya tak percaya sampai pria tampan berlesung pipi ini menengakkan tubuhnya ke arah Dias dan meletakkan telapak tangan kanannya di atas kening sahabatnya itu. Plaaakk!! Dias menepis kasar tangan Dino. "Gw sehat wal afiat, No!" "Oh... Gw pikir lo demam. Abisnya bercanda lo kek serius," ujar Dino santai lalu meminum kembali orange jusnya. "Gw serius kok kalau gw ta'arufan!" "Ppfffpp... uhuk... uhuk..." "Ta* banget si Mony*t! Gak usah nyembur macem dukun kali, No! Emang gw syaiton ape!" sarkas Kilua sambil mengusap wajahnya yang terkena semburan orange jus yang sempat berada di mulut Dino. Dino masih terbatuk meredakan tenggorokannya yang tersedak karena mendengar pernyataan yang benar-benar mengejutkan dari Dias. Pasalnya sahabatnya ini tak pernah terlihat tertarik pada wanita. Mengapa tiba-tiba ta'arufan? Apakah Dias di jodohkan oleh kedua orang tuanya? "Sampe segitunya lo kaget denger gw ta'arufan, Nyet!" sarkas Dias tak terima sambil mendorong kepala Dino yang masih terbatuk kecil. "Gw juga kaget kali!" sarkas Kilua, "Emang lo dijodohin sama Bokap lo ya??" tanya Kilua menerka-nerka. "Nah! Persis itu yang mau gw tanyain ke elo, Yas!" semangat Dino yang membuat Dias kembali berdecak kesal sambil menghempas kasar tubuhnya ke sandaran sofa. "Gw gak dijodohin! Kemauan gw sendiri" "Kok?" tanya Kilua dan Dino bersamaan. "Lo tau love at first sight?" Tanya Dias ke arah kedua sahabatnya sambil kembali menegakkan tubuh yang diangguki mereka berdua antusias. "Itu yang gw rasain ke guru TK nya ponakan gw pas dua minggu yang lalu gw nganterin si Chiko ke sekolah. Pas gw liat wajah cantiknya dia yang tertutup hijab, gw langsung ngerasa gimana ya... Gak bisa di jelaskan dengan kata-kata deh pokoknya. Intinya Jantung gw bener-bener deg-deg an parah!" ucap Dias menerawang sambil tersenyum sumringah karena mengingat wajah guru TK yang sudah memikat hatinya itu. Kilua dan Dino saling pandang dengan aneh karena temannya tak pernah terlihat se-sumringah ini ketika membicarakan wanita. Bukan berarti Dias tak punya mantan. Tapi mantan Dias masih bisa dihitung jari jika dibandingkan Dino dan Kilua. Dan terakhir kali Dias berpacaran pun lebih dari dua tahun yang lalu, ketika mereka baru menjadi mahasiswa di kampus yang sama. "Setau gw yang namanya Ta'aruf di saat kalian berdua udah saling cocok langsung merit, Yas," ucap Dino yang semakin membuat Dias melebarkan senyumnya. "kayaknya gw cocok sama dia. Lagian gw tinggal nunggu jawaban dari dia aja, setelah dia bilang oke, gw akan langsung lamar dia kok." Dino dan Kilua semakin melebarkan matanya tak percaya. "Lo... Lo mau nikah muda?!" tanya Kilua histeris. "gw bukan si Dino yang takut nikah muda," cibir Dias ke arah Dino yang saat ini terlihat termenung beberapa saat. "emang segampang itu lo mutusin kalau lo siap nikah muda?" tanya Dino kembali mengarahkan pandangan ke arah Dias dengan wajah serius. Dias mengangguk mantap. "Lo gak takut kalau masa muda lo jadi sia-sia? Maksud gw, di saat lo masih bisa seneng-seneng, eh lo malah udah ngurus bini. Apalagi kalau udah nikah gak mungkin gak mikirin punya anak kan?" tanya Dino kembali malah seperti meng Interview karyawan baru. Dias menghela napas berat lalu mengusap dagunya seolah sedang berpikir keras. "Ehm... gimana ya jelasinnya ke elo. Gw gak tau nih harus ngomong kayak gimana, secara lo itu phobia banget sama yang namanya pernikahan. Tapi buat gw, keberanian lo bakal ngalir gitu aja kalau hati lo udah milih pasangan lo dengan sendirinya sih. Kita gak bisa milih jatuh cinta sama siapa dan secepat apa, yang gw tahu saat gw liat tuh cewek, gw yakin kalau gw bisa bahagia sama dia. Gw pernah baca di sebuah artikel, kalau manusia cuma butuh waktu 90 detik buat jatuh cinta, dan itu beneran gw rasain sendiri waktu liat Almeera Ashadiya... Dalam diri gw tuh kayak langsung bilang *nih cewek yang gw cari selama ini*," ujar Dias panjang lebar sambil menyebutkan nama wanita yang bisa mencuri hatinya itu. Dino benar-benar tertegun mendengar jawaban Dias tanpa sanggup berkata-kata lagi. Apa yang dirasakan Dias pernah dirasakan juga oleh Papi dan Aa-nya. Apakah jatuh cinta sesenang itu? Sementara itu, Kilua bertepuk tangan ke arah Dias. "Warbyasah ya si Almeera itu! gw jadi pengen liat dia kayak apa sampe buat sahabat gw kebelet kawin gi... Ouch!! SETAN TEROWONGAN LO!!" teriak Kilau di akhir kalimat karena Dias sudah lebih dulu menjitak kepalanya. "Pala gw di fitrah, Bego!" ucap Kilua kembali melanjutkan omelannya sambil mengusap kepala bagian kiri yang terkena jitakan tangan Dias. "Bukan kawin, tapi nikah!" koreksi Dias. "Ck! Keknya temen kita bakal jadi calon Ustad nih, No. Secara calon bininya aja berhijab," adu Kilua pada Dino yang saat ini malah terlihat melamun. Entah pikirin pria itu ada di mana sekarang, yang pasti saat ini, tatapan mata Dino terlihat kosong. Kilua dan Dias saling pandang lalu kembali mengalihkan pandangan ke arah Dino. "Woy cumi! Malah bengong anjir!!" sentak Kilua sambil menepuk keras tangan Dino. "Apa sih, Nyet!!" bentak Dino tanpa sadar karena terlalu terkejut. "Lah elo sih! Orang lagi curhat-curhatan lo malah bengong sendiri! Kesambet setan dugem baru tau rasa lo! Ngelamunin apaan sih lo?! Mau kawin juga kayak si Di... Ouchh!!" "Nikah bukan kawin!" koreksi Dias kembali yang lagi-lagi melayangkan jitakan mautnya ke kepala Kilua. "Gak pake jitak juga, woy, calon manten!" Dino hanya menatap datar kedua sahabatnya yang lagi-lagi terlibat argumen ini untuk kesekian kalinya selama mereka baru menjalin persahabatan sejak duduk di bangku SMP sampai sekarang. Padahal sebenarnya kedua orang ini yang paling dekat satu sama lain. Mereka bahkan sering dijuluki kembar siam, karena seringnya mereka terlihat berdua. "Gw ke toilet dulu." Dino beranjak dari duduknya dan mulai melangkahkan kaki kearah kamar mandi yang tersedia di klub malam ini. "LO BESER AMAT NI MALEM!" teriak Kilua yang hanya dibalas Dino lambaian tak peduli. Dino terus melangkah sambil memikirkan kata-kata Dias tadi. Apalagi sindiran Dias yang mengatakan jika dirinya phobia pernikahan. Sebenarnya Dino bukan takut pada kata pernikahan. Pernikahan kedua kakaknya bisa dikatakan bahagia. Mami dan Papi-nya juga menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis. Tapi Dino hanya belum siap saja jika dihadapkan dengan permasalahan rumah tangga. Dino pernah melihat bagaimana hancurnya sang Aa ketika dulu kakak iparnya pergi meninggalkan sang Aa karena kesalahpahaman. Untung saja masalah mereka cepat terselesaikan dengan baik, dan sekarang mereka malah hidup dengan bahagia. Tapi tetap saja menimbulkan rasa takut dalam diri Dino, jika dia suatu saat mencintai wanita begitu dalam lalu ditinggalkan begitu saja. Apakah dia akan sehancur sang Aa dulu? Sang Aa adalah satu dari beberapa pria yang beruntung karena istrinya mau kembali lagi. Bagaimana jika Dino mengalami hal yang sama lalu wanitanya tak ingin kembali lagi? Sementara Dino tidak pernah mengalami kesulitan sedikitpun dalam hidupnya. "Ck! Ngapain sih gw jadi kepikiran nikah segala! Sial!" sungut Dino seiring langkah kakinya. "Si Bram nekat juga ya! Segitu penasarannya sama tuh cewek pelayan." "Udah biarin aja sih dia seneng-seneng. Lo tau sendiri si Bram gak pernah mau di kasih tau!" "Tapi kalau ternyata tu cewek masih perawan gimana? Si Bram bisa dituduh merkosa dia, Nj*ng! " "Sstt... Berisik lo! Jangan kenceng-kenceng! Kita kan disuruh nunggu di sini biar gak ada yang masuk sebelum si Bram kelar sama tu pelayan sok jual mahal!" Langkah Dino terhenti ketika dirinya sudah melewati salah satu ruang VIP di klub ini. 'Pelayan sok jual mahal? Jangan bilang itu...' Dino langsung memundurkan langkahnya kembali, lalu berjalan ke arah dua orang pria yang tadi sedang asik berbisik kencang di depan salah satu pintu ruang VIP yang ada di sana. "Minggir!" sentak Dino pada mereka berdua sambil menarik kerah baju dua orang itu secara bersamaan dengan masing-masing tangannya dan menghempas kasar tubuh keduanya. "WOY LO MAU NGA..." BRRAAKKK... "HIKS... JANGAN!!! HIKS... " ***  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD