45. Resepsi

2744 Words

"Yok, digoyang semuanya, yok! Bapak hajat ...." Gempa tepuk bahu Topan dan bilang, "Beneran organ, dong." "Om Langit nggak keren banget, uang banyak, harta berlimpah, kenapa nggak sewa biduan aslinya, sih? Minimal Happy Tamala." "Happy Asmara, Dai," ralat Gempa. Namun, tak Badai gubris. Dia tetap menggerutu. "Udah bagus resepsi di gedung, sewa ballroom hotel, eh, panggungnya kayak organ di perumahan-perumahan biasa. Om Langit dasarnya emang pelit, ya?" "Bukan pelit, abang aku yang itu emang agak perhitungan orangnya. Bukan soal uang juga. Ibaratnya, ini pernikahan mereka yang maunya Bang Langit, mereka jadi pusat perhatian. Nah, misal nyewa penyanyi asli, dikhawatirkan fokus tamu undangan malah ke penyanyi, bukan ke pengantin. Gitu, lho, cara kerja otak om kalian yang itu," koreksi N

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD