Bab 15. Kehadiran Ibu Mertua membawa Bencana

1283 Words

"Kamu minta maaf untuk Viora, Mas," kataku dengan nada sinis, mata aku menatap ke depan. Aku berdiri di depan kompor, dengan Mas Raja memelukku dari belakang, aroma iga bakar yang masih hangat memenuhi udara di dapur. Mas Raja tidak mau melepaskan pelukannya. "Bukan, Kanaya, aku tahu aku banyak salah sama kamu dan Prabu. Aku janji akan lebih memperhatikan kalian," sahutnya dengan suara yang lembut. Mas Raja menempelkan wajahnya di bahuku, membuatku merasa tidak nyaman. Aku mencoba untuk melepaskan diri, tapi dia tidak mau melepaskan. "Kenapa kamu tiba-tiba berubah setelah aku meminta cerai? Apa ada motif tertentu?" tanyaku dengan curiga. Mas Raja melepaskan pelukannya, lalu membalikkan tubuhku sehingga kami saling berhadapan. Mata kami bertemu, dan aku bisa melihat kesedihan di matanya.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD