"Di mana Om menemukannya?" tanyaku penasaran, sambil mengambil kalung itu dari tangan Om Dewangga. Lalu, kupeluk erat kalung peninggalan orang tuaku, karena kalung ini harta yang paling berharga. "Mbok, menemukannya di sofa," jawab Om Dewangga, suaranya bergetar seakan sedang menahan tangis. Aku melihat wajah Om Dewangga yang terlihat sangat sedih, dan aku merasa kasihan. Apa Om Dewangga bertengkar lagi dengan Sagara? "Terima kasih, Om. Kalung ini peninggalan orang tuaku," kataku sambil mengusap lembut kalung itu. "Kanaya, Om ingin bicara penting, ada hal yang ingin om tanyakan, bisa?" tanya Om Dewangga dengan wajah penuh harapan. Aku menengok ke belakang, Mas Raja masih belum bangun. "Kalau sekarang aku tidak bisa, Om. Aku tidak bisa meninggalkan anakku lagi," kataku menolak dengan h