"Oh, itu anak temanku. Hubungan kami amat dekat dan akrab. Jadi jangan terkejut bila mendengar anak tadi memanggilku dengan sebutan ibu. Dia emang sudah terbiasa memanggilku seperti itu, jadi ibu mohon kamu tidak salah paham dengan ini," kilah Suci panjang lebar.
Kana sendiri sebenarnya ragu dengan apa yang barusan diucap oleh Suci. Tapi mau membantah pun juga sudah dijawab oleh Suci, kecuali bila dia punya bukti. Maka ia pun mengangguk dengan berat hati pula.
"Urusan Ibu dengan teman Ibu sudah selesai. Sekarang kita kembali."
"Baik, Bu." Kana lalu mengikuti Suci berjalan menuju ke mobil. Mereka duduk berdua lagi di kursi belakang.
Mobil melaju setelahnya tanpa diperintah membelah jalanan menuju ke jalanan pulang ke rumah. Tentu saja Kana hafal dengan jalan menuju ke rumah. Bahkan ia j
