"Kana, kamu tunggu aku sebentar di kamar, ya," ujar Dylan. Sebenarnya dia sendiri juga tidak tahu apa yang mau diucapkan oleh Hasan sampai ingin mengobrol hanya empat mata saja dengannya. Tapi wilayahnya sudah berkata demikian pasti itu mengenai suatu urusan yang penting. "Ya, Mas." Kana bunuh rasa penasarannya lalu menuju ke kamar. "Ayah, bila sudah selesai bicara dengan Mas Dylan bisa panggil aku untuk membawanya kembali," imbuh Kana yang tak ingin merepotkan Hasan. "Gampang, nanti biar Ayah antar saja Dylan kembali ke sini." Kana hanya mengangguk merespons perkataan Hasan. Setelahnya ia masuk ke kamar dengan sejuta tanya. Pasalnya selama ini Hasan tak pernah merahasiakan atau menyembunyikan sesuatu darinya. Ini benar-benar aneh sekali. Hasan yang ada di luar kamar segera mendorong k

