Flow of Life - 02

2202 Words
Sekarang aku dan Galliard telah kembali ke kota Layelfox, ya aku tahu ini bertolak belakang dengan keinginanku, tapi aku telah berubah pikiran setelah mendengar perkataan dari Galliard, dia bilang aku punya potensi untuk memiliki kekuatan sihir karena katanya, jauh di dalam jiwaku, ada energi sihir yang menyala seperti api di atas lilin dan kalau aku terus mengembangkannya, maka apinya akan membesar. Bukankah itu menarik? Jujur, ini memang terdengar bodoh, tapi aku benar-benar tertarik dengan hal itu. Bayangkan saja kalau semisalnya aku bisa terbang dengan sihirku, atau melakukan hal-hal ajaib lain yang mustahil dilakukan dengan kemampuan manusia, itu sangat menakjubkan. Tapi tetap saja, meskipun aku tertarik dan antusias pada hal-hal tersebut, aku tidak menunjukkannya secara langsung pada Galliard. “Jadi, kau ingin kita ke mana, Osamu?” “Ke suatu tempat yang bisa membuat energi sihirku membesar.” Sontak, aku bisa membayangkan wajah Galliard tersenyum lebar seperti orang aneh sekarang, setelah mendengar permintaanku, biarlah, aku sudah tidak peduli lagi pada reaksinya. Sekarang, aku sangat membutuhkan sesuatu yang bisa membuat energi sihirku bisa berkembang dan membesar, juga bagaimana cara mengendalikannya, karena jelas, aku masih seorang pemula yan sangat membutuhkan bimbingan dari yang ahli di bidang sihir. Sejenak, aku menoleh ke samping, memandang wajah Galliard, dan benar saja, dia sedang terkekeh-kekeh senang dengan menampilkan senyuman menjijikannya. “Hahahahahah! Kau ini, Osamu! Ternyata begitu, ya, aku benar-benar tidak menyangka! Hahahahaha! Seharusnya kau bilang itu dari awal jika kau memang menginginkannya, Osamu!” “Apa maksudmu? Apa sekarang kau sedang mengejekku?” “Ah, tidak-tidak, kau salah, justru sebaliknya,” kata Galliard dengan tawanya yang mulai diredakan. “Aku sangat senang kau mau mengembangkan energi sihirmu, karena dengan itu, kau bisa menjadi seorang penyihir di kota ini, dan tentu saja, kau dapat memperoleh pekerjaan yang lumayan di sini. Kau pasti akan menyukai kota ini, Osamu.” Setelah bilang begitu, Galliard mengajakku ke suatu tempat dengan berjalan kaki, aku tidak tahu aku akan dibawa ke mana, tapi aku cukup penasaran pada lokasinya. Kira-kira tempat apa yang mau Galliard tunjukkan padaku, aku harap bukan tempat-tempat aneh yang membuatku tidak nyaman, mengingat kepribadiannya yang nyeleneh dan seenaknya, sepertinya akan sulit berharap demikian. “Hah? Kenapa kau malah membawaku ke tempat seperti ini? Apa maksudmu?” “Hahahaha! Ayolah, Osamu, santai sedikit, aku belum menjelaskannya, sebentar.” Tebak tempat apa yang sekarang kami kunjungi? Taman bermain anak-anak, ya, aneh bukan? Kukira aku akan dibawa ke gedung sihir atau markas suatu squad, atau tempat-tempat semacam itu, dan ternyata tebakanku salah. Galliard malah membawaku ke taman bermain anak-anak yang di dalamnya tersedia ayunan, perosotan, dan aneka permainan anak lainnya. Aku masih belum paham maksud dia membawaku kemari, tapi aku merasa ada makna dibalik hal ini, tapi terserahlah, aku tidak ingin banyak memikirkannya. Selama bisa membuat energi sihirku bisa berkembang, aku tidak peduli apapun lokasinya. Mau kuburan sekalipun, aku tidak peduli. “Oke, biar aku jelaskan sekarang, alasan mengapa aku membawamu kemari karena energi sihirmu masih sangat mungil dan harus secara lembut dan hati-hati, salah langkah saja, energi sihirmu bisa hilang dalam sekejap karena bentuk dan sifatnya sama persis seperti api di atas lilin,” jelas Galliard dengan suara yang pelan. “Dan taman bermain anak-anak sangat cocok untuk mengembangkan energi sihirmu yang mungilmu itu. Karena kita sekarang sedang berada di Layelfox, maka segala sesuatunya akan sangat berbeda dari tempat asalmu, Osamu. Mungkin kau pikir ini hanyalah taman bermain biasa, tapi faktanya, ini bukanlah taman bermain biasa. Ini adalah taman bermain para penyihir anak-anak.” Refleks, pandanganku langsung teralihkan pada anak-anak yang sedang bermain di taman itu, ya, kelihatannya memang seperti anak-anak biasa yang sedang bermain, tapi jika diamati lebih dalam, ada yang berbeda, mereka semua bisa terbang, meloncat tinggi, bahkan menggerakan aneka permainan dengan kekuatan mereka sendiri dan itu sangat luar biasa. Setiap alat permainannya juga sangat berbeda dengan alat permainan manusia, di sini terlalu ekstrim dan bahkan terkesan berbahaya jika dilihat dari sudut pandang manusia, tetapi bagi para penyihir, mungkin ini hanyalah taman bermain anak-anak pada umumnya. “Apakah kau sudah mengerti sekarang, Osamu?” Aku menganggukkan kepala, ya, aku sangat paham sekarang. Kelihatannya taman bermain ini memang cocok untuk dijadikan sebagai lokasi latihan energi sihirku agar bisa berkembang menjadi lebih baik, atau mungkin energi sihirku yang sekarang masih setara seperti penyihir anak-anak. Terdengar memalukan memang, tapi begitu kenyataannya. “Baiklah, sekarang aku harus apa sekarang?” “Coba pilihlah satu permainan yang kau sukai, setelah itu coba kau gerakkan alat itu dengan energi sihirmu, jika kau bertanya bagaiman caranya, itu sangat mudah. Kau bayangkan saja kau bisa menggerakan benda itu dengan pikiranmu sendiri, atau kau bisa saja memerintahkan benda itu bergerak dengan sendirinya dari dalam pikiramu, maka aku yakin energi sihirmu akan merespon perintah itu dan mengabulkan keinginanmu dengan mengalirkan kekuatan sihir dari dalam jiwamu untuk menggerakan setiap benda yang kau ingin gerakkan.” Kembali menganggukkan kepala, aku telah sangat paham setelah mendengar penjelasan dari Galliard. Entah kenapa aku jadi kagum pada perwujudan kebencianku sendiri, dia tampaknya lebih pandai dariku, aku jadi iri padanya. “Kalau begitu, aku pilih ayunan saja.” “Oke, langsung saja, Osamu.” Aku segera melangkahkan kakiku, mendekati ayunan yang berdiri di dekat pohon, banyak anak-anak penyihir di sini, tapi mereka kelihatannya sibuk pada permainannya sendiri, dan beruntungnya, ayunan sedang kosong. Setelah itu, aku langsung naik ke kursi ayunan dan diam. Aku mencoba mempraktekkan apa yang Galliard katakan sebelumnya, dan yang terjadi, hanyalah keheningan. Tidak ada respon apapun pada setiap perintah yang kukatakan di dalam pikiranku, tidak hanya itu saja, aku bahkan sampai memejamkan mata dan menggigit bibir bawahku selama beberapa menit dan tetap tidak ada reaksi apapun dari dalam tubuhku, kesannya seperti orang bodoh yang sedang berkhayal bisa mengeluarkan kekuatan sihir dari dalam tubuhnya. Karena kesal, aku kembali membuka kelopak mataku dan berdiri dari kursi itu, aku menatap wajah Galliard yang sedang menyaksikanku dari kejauhan dan dia tahu aku gagal. “Apa-apaan itu? Tidak reaksi apapun dari dalam tubuhku, hanya kekosongan yang terjadi!” “Ya, aku paham, dan menurutku itu wajar karena kau masih belum bisa mengeluarkannya. Mungkin aku harus membawamu ke seorang mentor yang ahli daripada memaksakanmu untuk mengeluarkan energi sihirmu sendiri.” “Seharusnya kau lakukan itu dari awal! Kau hanya membuang-buang waktu membawaku ke sini! Kau membuatku kesal, Brengsek!” Oleh sebab itu, Galliard langsung membawaku ke tempat mentor yang dapat mengajarkanku cara mengeluarkan dan mengendalikan energi sihirku sendiri, di dalam perjalanan menuju tempat mentor, Galliard berkali-kali meminta maaf padaku dengan memohon, dan aku hanya mengabaikannya dengan jengkel. “Kita sudah sampai, Osamu,” kata Galliard dengan berhenti di depan sebuah gerbang besar yang di dalamnya berdiri sebuah gedung mewah yang bentuknya seperti kastil kecil. “Ayo masuk denganku.” Sekarang aku dan Galliard telah kembali ke kota Layelfox, ya aku tahu ini bertolak belakang dengan keinginanku, tapi aku telah berubah pikiran setelah mendengar perkataan dari Galliard, dia bilang aku punya potensi untuk memiliki kekuatan sihir karena katanya, jauh di dalam jiwaku, ada energi sihir yang menyala seperti api di atas lilin dan kalau aku terus mengembangkannya, maka apinya akan membesar. Bukankah itu menarik? Jujur, ini memang terdengar bodoh, tapi aku benar-benar tertarik dengan hal itu. Bayangkan saja kalau semisalnya aku bisa terbang dengan sihirku, atau melakukan hal-hal ajaib lain yang mustahil dilakukan dengan kemampuan manusia, itu sangat menakjubkan. Tapi tetap saja, meskipun aku tertarik dan antusias pada hal-hal tersebut, aku tidak menunjukkannya secara langsung pada Galliard. “Jadi, kau ingin kita ke mana, Osamu?” “Ke suatu tempat yang bisa membuat energi sihirku membesar.” Sontak, aku bisa membayangkan wajah Galliard tersenyum lebar seperti orang aneh sekarang, setelah mendengar permintaanku, biarlah, aku sudah tidak peduli lagi pada reaksinya. Sekarang, aku sangat membutuhkan sesuatu yang bisa membuat energi sihirku bisa berkembang dan membesar, juga bagaimana cara mengendalikannya, karena jelas, aku masih seorang pemula yan sangat membutuhkan bimbingan dari yang ahli di bidang sihir. Sejenak, aku menoleh ke samping, memandang wajah Galliard, dan benar saja, dia sedang terkekeh-kekeh senang dengan menampilkan senyuman menjijikannya. “Hahahahahah! Kau ini, Osamu! Ternyata begitu, ya, aku benar-benar tidak menyangka! Hahahahaha! Seharusnya kau bilang itu dari awal jika kau memang menginginkannya, Osamu!” “Apa maksudmu? Apa sekarang kau sedang mengejekku?” “Ah, tidak-tidak, kau salah, justru sebaliknya,” kata Galliard dengan tawanya yang mulai diredakan. “Aku sangat senang kau mau mengembangkan energi sihirmu, karena dengan itu, kau bisa menjadi seorang penyihir di kota ini, dan tentu saja, kau dapat memperoleh pekerjaan yang lumayan di sini. Kau pasti akan menyukai kota ini, Osamu.” Setelah bilang begitu, Galliard mengajakku ke suatu tempat dengan berjalan kaki, aku tidak tahu aku akan dibawa ke mana, tapi aku cukup penasaran pada lokasinya. Kira-kira tempat apa yang mau Galliard tunjukkan padaku, aku harap bukan tempat-tempat aneh yang membuatku tidak nyaman, mengingat kepribadiannya yang nyeleneh dan seenaknya, sepertinya akan sulit berharap demikian. “Hah? Kenapa kau malah membawaku ke tempat seperti ini? Apa maksudmu?” “Hahahaha! Ayolah, Osamu, santai sedikit, aku belum menjelaskannya, sebentar.” Tebak tempat apa yang sekarang kami kunjungi? Taman bermain anak-anak, ya, aneh bukan? Kukira aku akan dibawa ke gedung sihir atau markas suatu squad, atau tempat-tempat semacam itu, dan ternyata tebakanku salah. Galliard malah membawaku ke taman bermain anak-anak yang di dalamnya tersedia ayunan, perosotan, dan aneka permainan anak lainnya. Aku masih belum paham maksud dia membawaku kemari, tapi aku merasa ada makna dibalik hal ini, tapi terserahlah, aku tidak ingin banyak memikirkannya. Selama bisa membuat energi sihirku bisa berkembang, aku tidak peduli apapun lokasinya. Mau kuburan sekalipun, aku tidak peduli. “Oke, biar aku jelaskan sekarang, alasan mengapa aku membawamu kemari karena energi sihirmu masih sangat mungil dan harus secara lembut dan hati-hati, salah langkah saja, energi sihirmu bisa hilang dalam sekejap karena bentuk dan sifatnya sama persis seperti api di atas lilin,” jelas Galliard dengan suara yang pelan. “Dan taman bermain anak-anak sangat cocok untuk mengembangkan energi sihirmu yang mungilmu itu. Karena kita sekarang sedang berada di Layelfox, maka segala sesuatunya akan sangat berbeda dari tempat asalmu, Osamu. Mungkin kau pikir ini hanyalah taman bermain biasa, tapi faktanya, ini bukanlah taman bermain biasa. Ini adalah taman bermain para penyihir anak-anak.” Refleks, pandanganku langsung teralihkan pada anak-anak yang sedang bermain di taman itu, ya, kelihatannya memang seperti anak-anak biasa yang sedang bermain, tapi jika diamati lebih dalam, ada yang berbeda, mereka semua bisa terbang, meloncat tinggi, bahkan menggerakan aneka permainan dengan kekuatan mereka sendiri dan itu sangat luar biasa. Setiap alat permainannya juga sangat berbeda dengan alat permainan manusia, di sini terlalu ekstrim dan bahkan terkesan berbahaya jika dilihat dari sudut pandang manusia, tetapi bagi para penyihir, mungkin ini hanyalah taman bermain anak-anak pada umumnya. “Apakah kau sudah mengerti sekarang, Osamu?” Aku menganggukkan kepala, ya, aku sangat paham sekarang. Kelihatannya taman bermain ini memang cocok untuk dijadikan sebagai lokasi latihan energi sihirku agar bisa berkembang menjadi lebih baik, atau mungkin energi sihirku yang sekarang masih setara seperti penyihir anak-anak. Terdengar memalukan memang, tapi begitu kenyataannya. “Baiklah, sekarang aku harus apa sekarang?” “Coba pilihlah satu permainan yang kau sukai, setelah itu coba kau gerakkan alat itu dengan energi sihirmu, jika kau bertanya bagaiman caranya, itu sangat mudah. Kau bayangkan saja kau bisa menggerakan benda itu dengan pikiranmu sendiri, atau kau bisa saja memerintahkan benda itu bergerak dengan sendirinya dari dalam pikiramu, maka aku yakin energi sihirmu akan merespon perintah itu dan mengabulkan keinginanmu dengan mengalirkan kekuatan sihir dari dalam jiwamu untuk menggerakan setiap benda yang kau ingin gerakkan.” Kembali menganggukkan kepala, aku telah sangat paham setelah mendengar penjelasan dari Galliard. Entah kenapa aku jadi kagum pada perwujudan kebencianku sendiri, dia tampaknya lebih pandai dariku, aku jadi iri padanya. “Kalau begitu, aku pilih ayunan saja.” “Oke, langsung saja, Osamu.” Aku segera melangkahkan kakiku, mendekati ayunan yang berdiri di dekat pohon, banyak anak-anak penyihir di sini, tapi mereka kelihatannya sibuk pada permainannya sendiri, dan beruntungnya, ayunan sedang kosong. Setelah itu, aku langsung naik ke kursi ayunan dan diam. Aku mencoba mempraktekkan apa yang Galliard katakan sebelumnya, dan yang terjadi, hanyalah keheningan. Tidak ada respon apapun pada setiap perintah yang kukatakan di dalam pikiranku, tidak hanya itu saja, aku bahkan sampai memejamkan mata dan menggigit bibir bawahku selama beberapa menit dan tetap tidak ada reaksi apapun dari dalam tubuhku, kesannya seperti orang bodoh yang sedang berkhayal bisa mengeluarkan kekuatan sihir dari dalam tubuhnya. Karena kesal, aku kembali membuka kelopak mataku dan berdiri dari kursi itu, aku menatap wajah Galliard yang sedang menyaksikanku dari kejauhan dan dia tahu aku gagal. “Apa-apaan itu? Tidak reaksi apapun dari dalam tubuhku, hanya kekosongan yang terjadi!” “Ya, aku paham, dan menurutku itu wajar karena kau masih belum bisa mengeluarkannya. Mungkin aku harus membawamu ke seorang mentor yang ahli daripada memaksakanmu untuk mengeluarkan energi sihirmu sendiri.” “Seharusnya kau lakukan itu dari awal! Kau hanya membuang-buang waktu membawaku ke sini! Kau membuatku kesal, Brengsek!” Oleh sebab itu, Galliard langsung membawaku ke tempat mentor yang dapat mengajarkanku cara mengeluarkan dan mengendalikan energi sihirku sendiri, di dalam perjalanan menuju tempat mentor, Galliard berkali-kali meminta maaf padaku dengan memohon, dan aku hanya mengabaikannya dengan jengkel. “Kita sudah sampai, Osamu,” kata Galliard dengan berhenti di depan sebuah gerbang besar yang di dalamnya berdiri sebuah gedung mewah yang bentuknya seperti kastil kecil. “Ayo masuk denganku.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD