"Sial! Kenapa aku nggak bisa buat Jingga iri seperti yang aku rasakan sekarang?" gumam Helena dalam hati, merasa iri akan kasih sayang Langit kepada Jingga. "Memangnya aku kurang apa, dibandingkan Jingga?" Di tengah kekacauan perasaannya, Helena bersumpah akan terus berusaha memperebutkan perhatian suaminya dari Jingga. "Helena, Helena!" Suara panggilan itu membuat Helena tersadar dari lamunannya. Langit hendak berpamitan, namun dia bahkan tak menyadari saat suaminya tersebut menegur dan menjulurkan tangannya. "Oh iya Mas, kamu hati-hati ya," ucap Helena seraya menyambut juluran tangan Langit dan mencium punggung telapak tangannya. Akan tetapi, berbeda dengan Jingga yang mendapatkan perlakuan mesra dengan dicium keningnya oleh Langit, Helena tak mendapatkan hal itu. Dia merasa sakit,