Bab 15. Pahlawan Untuk Kakak Ipar

1207 Words

Tak lama, keduanya melepaskan pelukan lalu saling berjabat tangan dan menanyakan kabar masing-masing. "Seperti yang kamu lihat, Kak. Aku sangat baik dan aku sudah sangat siap untuk memimpin perusahaan papa," ucap Angkasa dengan antusias. "Ck, sombong sekali. Tapi, aku salut. Ternyata, kamu bisa serius juga. Padahal dulu waktu sekolah, kerjamu hanya bermain-main saja," ujar Langit. Mengenang masa lalu, adik sepupunya dulu adalah anak yang nakal dan suka bolos sekolah. Hanya saja di balik itu semua, dia memiliki otak yang cerdas. Namun, sejak kepergian ibunya, semua dapat melihat perubahan pada Angkasa. Dia mulai mewujudkan keinginan terakhir ibunya dengan rajin belajar, lulus sekolah dengan baik dan melanjutkan ke perguruan tinggi jurusan bisnis untuk membantu ayahnya mengelola perusahaa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD