Mendengar kabar dari ibu mertuanya, tanpa sempat membasuh muka, Helena langsung bergegas menuju ke kamar neneknya. Brak! Pintu terbuka dengan keras, diikuti oleh suara bantingan yang membuat Jasmine dan Jingga terkejut. "Helena? Kamu ini apa-apaan, sih? Apa kamu tidak bisa membuka pintu lebih pelan?" ucap Jingga dengan raut wajah bingung. "Ada apa ini, Helena? Ada masalah apa?" tanya Jasmine penuh kekhawatiran. "Diam, kamu, Jingga! Kamu jangan pura-pura baik di sini dan merawat nenekku. Apa maksudmu, hah? Kamu ingin membuat citraku di depan Mas Langit, oma dan mama, semakin buruk. Iya?" tuding Helena dengan suara meninggi, sambil merebut piring dari tangan Jingga dan menghempaskannya ke meja. "Astagfirullahaladzim, Helena! Jaga sikapmu," tegur Jasmine sambil memegang dadanya. "Nek,