Ambisi Arnold

1585 Words
Akhirnya pemotretan hari ini benar-benar sudah selesai hanya tinggal menunggu hasil dari Adrian saja. Da. Saat ini Renata sedang membersihkan bekas makeupnya setelah tadi ia mengganti kebaya yang ia pakai dengan baju yang ia pakai tadi. Sebenarnya Renata tak mau menjadi model untuk kebaya rancangannya sendiri. Tapi tak ada pilihan lain yang bisa menggantikannya. Jika ia tak melakukannya maka semuanya gak akan berjalan dengan baik dan akan tertunda lagi. Padahal waktu yang dibutuhkan oleh Renata sudah sangat terbatas hingga hanya hari ini aja mereka bisa melakukan pemotretan untuk koleksi terbaru baju miliknya. "Re kamu benar-benar luar biasa cantik tadi. Aku aja sampai gak mengenali kamu karena kamu benar-benar memancarkan aura yang sulit aku jelaskan," puji Ellina yang sudah duduk di samping Renata. "Udah deh jangan mulai. Lain kali kalau hal seperti ini aku gak mau melakukannya. Lebih baik kalian cari model yang lain aja," kata Renata dengan nada yang kesal. "Kalau gak bisa jangan pernah ada hal seperti ini lagi. Maaf ya seharusnya aku lebih memastikan lagi tentang kesiapan model kita. Soalnya model yang harusnya memakai kebaya yang kamu pakai tadi baru ngabarin dalam waktu yang mepet jadi gak bisa untuk mencari model dalam waktu yang singkat," jawab Flora merasa bersalah. Kalau urusan model dan persiapan pemotretan kali ini Flora yang memiliki tanggung jawab penuh sedangkan Ellina lebih mengurusi soal dana. Kalau Renata memang fokus dalam hal desain gaunnya. karena memang mereka sudah berbagi tugas agar tak memberatkan satu sama lain. Selain itu walaupun mereka bersahabat tapi kalau soal pekerjaan mereka selalu profesional. Jadi tak heran jika bisnis butik yang mereka lakukan semakin berkembang dari tahun ke tahun. Dan mereka bertiga sangat menikmati prosesnya. "Gak apa-apa kok Flo aku tahu ini juga bukan salah kamu juga. Ini juga dalam situasi yang tak terduga. Maksud aku lain kali kalian harus menyiapkan rencana lain kalau ada situasi seperti ini," jawab Renata yang memang gak menyalahkan apa yang terjadi hari ini. "Iya lain kali aku akan lebih merencanakan semuanya lebih terperinci. Tapi tadi kamu benar-benar sangat cantik dan anggun ketika memakai baju kebaya tadi. Aku malah yakin karya kebaya kita kali ini akan laku dipasaran. Walaupun kebaya identik dengan sesuatu yang kuno tapi ketika tadi kamu memakainya sangat berkesan modern dan cantik," puji Flora. "Makasih Flo. Tapi memang aku sengaja ingin memodernisasi kebaya hingga bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Aku juga berharap seperti itu Flo. Semoga saja koleksi terbaru kita akan laku dipasaran dan bisa mendapatkan respon yang baik," kata Renata penuh harap. "Aku juga yakin kalau koleksi terbaru dari butik kita akan diterima di pasaran. Jadi kita harus mempersiapkan semua kemungkinan karena kita akan mendapatkan penjualan yang bagus. Aku akan mulai melihat bahan-bahan kain yang akan digunakan untuk memperbanyak koleksi kita. Selain itu aku juga akan mulai promosi setelah hasil fotonya selesai diedit. Aku pastikan akan membuat promosi yang bagus agar bisa mendongrak penjualan," kata Ellina menjelaskan. "Kamu lakukan saja apa yang baiknya. Aku percaya kamu tahu apa yang harus dilakukan untuk bisa mendongrak penjualan. Kalian kabarin aja apa yang bisa aku bantu maka aku akan bantu," jawab Renata yang mempercayakan semuanya kepada kedua sahabatnya. Persahabatan mereka memang bisa dibilang sangat erat dalam segala hal. Baik secara pribadi maupun bisnis mereka sangat kompak dan yang pasti mereka selalu mengatakan apapun yang disuka ataupun tidak disukai. Mereka tak suka menutupi apapun satu sama lain. "Oya setelah ini kita makan bersama kan? Kebetulan aku udah lapar banget nih," pinta Ellina yang memang paling tidak bisa menahan lapar. "Iya ibu Ellina. Kita akan makan setelah ini. Aku bersihkan makeup dulu baru kita jalan keluar. Aku nanti aku ikut mobil kamu ya Flo. Kebetulan aku belum sempat ambil mobil di rumah jadi aku masih serimg pakai taxi," kata Renata menjelaskan. "Iya gampang. Ya udah aku lihat situasi diluar dulu. Sekalian kita ajak Adrian sekalian buat makan bersama," jawab Flora yang sudah berjalan keluar. "Flora," panggil Renata. Renata memanggil Flora tapi sayangnya Flora sudah pergi menjauh keluar. "Kenapa sih kita mengajak Adrian buat makan bersama. Seharusnya gak usah mengajak Adrian segala," kata Renata kesal. "Udah lah Re gak apa-apa kita mengajak Adrian buat makan bersama. Lagian dia juga sudah berperan penting untuk kesuksesan usaha baru kita. Kamu gak usah terlalu memikirkan hal-hal yang aneh. Udah buruan kamu selesaikan beres-beresnya aku tunggu di luar. Dan gak pakai lama aku udah kelaparan,"perintah Ellina dengan sangat tegas. Belum sempat Renata membantah sahabatnya itu sudah pergi meninggalkan dirinya. "Kenapa sih harus mengajak Adrian segala. Seharusnya mereka gak berhubungan di luar jam kerja apalagi harus makan bersama segala. Tapi seperti biasa Renata tak bisa membantah ketika kedua sahabatnya ini sudah mengatakan hal itu. Jadi ia pun segera mempercepat membersihkan makeupnya agar segera menyusul kedua sahabatnya. Tak membutuhkan waktu yang lama bagi Renata untuk membersihkan dirinya. Ia benar-benar tak membubuhkan makeup apapun di wajahnya tapi tak bisa menutup kecantikan yang biasa terpancar dari wajah cantik Renata. Saat ini mereka sudah berada di sebuah restoran steak yang lumayan terkenal di dekat mereka melakukan pemotretan. Setelah bingung memilih mau makan apa akhirnya mereka memutuskan untuk makan steak ini saja. "Sepertinya makanan disini cukup enak juga. Dari yang aku lihat banyak orang yang makan disini. Selain itu dari rating yang diberikan sangat bagus jadi semoga saja makan disini akan enak," kata Ellina penuh harap. Dari mereka bertiga Ellina memang yang paling suka mencari makanan enak. Dan yang sering mengajak mereka mencoba beberapa restoran baru yang menurutnya menarik. Jadi mau tak mau baik Renata maupun Flora harus siap ketika Ellina sudah minta ditemani. "Oya Adrian kira-kira berapa lama hasil fotonya jadi. Soalnya aku harus bergerak cepat untuk bisa membuat promosi. Karena jika sesuai jadwal yang sudah di tetapkan jika koleksi kebaya ini akan rilis awal bulan depan. Jadi kalau bisa segera kamu selesaikan semua hasil pemotretan yang tadi. "Aku akan usahakan dalam Minggu ini selesai untuk mengerjakan. Sebagai seorang fotografer aku suka dengan koleksi terbaru produk kalian. Kalian kok bisa berpikiran untuk mengangkat kebaya sebagai koleksi terbaru kalian. Padahal mungkin nantinya akan banyak orang yang menganggap jika memakai kebaya akan terkesan kuno. Tapi aku gak melihat kalau koleksi kebaya kelihatan kuno. Malah membuat siapapun wanita yang memakainya akan terlihat anggun dan cantik. Terutama ketika tadi Renata yang memakainya semuanya terlihat pas di tubuh Renata bahkan semakin membuat penampilan Renata tampak lebih cantik daripada sebelumnya. Aku aja tadi sempat terpesona ketika memakainya," puji Adrian sambil melihat kearah Renata. "Wah sepertinya ada yang semakin jatuh cinta sama kamu Re. Buktinya aja Adrian bisa bilang kalau kamu cantik tapi emang benar sih tadi kamu terlihat sangat cantik dan membuat orang-orang yang ada di lokasi pemotretan ikut terpesona juga," goda Ellina. "El jangan mulai lagi. Aku hanya menyelamatkan pemotretan hari ini agar bisa berjalan dengan lancar dan tak ada masalah lagi. Jadi gak usah kita bahas hal-hal yang gak penting kayak gitu," jawab Renata ketus. "Iya.. iya ibu Renata yang cemberut," sindir Ellina lagi. Renata memilih untuk tak banyak bicara karena ia sedang tak mau terlibat sesuatu dengan Adrian. Jadi terserah Adrian mau bicara apa tentang dirinya karena ia tak peduli. Setelah itu tak lama makanan pesanan mereka datang dan mereka langsung menikmati makanannya dengan mode yang diam. Tapi Adrian sesekali melirik kearah Renata yang masih terlihat cantik walaupun tak memakai riasan apapun di wajahnya. Sementara itu di sebuah ruang kerja tampak seorang laki-laki yang sedang memeriksa beberapa dokumen yang diberikan oleh sekretarisnya. Padahal sudah berganti malam tapi laki-laki itu seakan tak mengenal waktu dan selalu fokus dengan pekerjaannya. Ketika ia sedang fokus memeriksa beberapa hal tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruang kerjanya. Dan tak lama muncul Vita yang merupakan sekretarisnya. "Maaf pak Arnold mengganggu waktunya. Saya mau tanya apa bapak masih membutuhkan saya? Jika tidak ada yang bapak butuhkan apakah saya boleh pulang? Karena sekarang sudah lewat jam kerja." Vita pun menanyakan langsung kepada Arnold. Arnold pun melihat jam di tangganya dan memang sekarang jam pulang sudah lewat. Ia sampai lupa kalau ini sudah malam dan ia lupa waktu karena serius dengan dokumen yang sedang ia baca. "Kamu boleh pulang Vita. Saya sudah tak membutuhkan kamu lagi. Maaf saya terlalu fokus sama dokumen ini jadi lupa kalau ini sudah lewat jam pulang kerja," kata Arnold merasa bersalah karena membiarkan sekretarisnya menunggu. "Ya udah kalau gitu pak saya permisi dulu. Selamat malam pak Arnold," ijin Vita. Setelah itu Vita pun keluar dari ruang kerja Arnold dan bersiap-siap untuk pulang. Ini bukan pertama kalinya ia harus pulang terlambat karena bosnya ini memang gila kerja jadi terkadang ia harus dibuat lembur bila tak ingin ada masalah lain. Arnold pun menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya sambil sesekali ia memejamkan matanya. Sebenarnya ia sudah lelah bekerja tapi ia selalu bersikeras untuk memacu dirinya agar bekerja lebih keras dari orang lain. Ia tahu jika posisinya di perusahaan Levin bisa diambil sewaktu-waktu oleh adik tirinya yang bahkan tak pernah peduli dengan perusahaan levin. Jadi selama ini Arnold yang bekerja sangat keras agar perusahaan Levin bisa menjadi perusahaan yang besar seperti ini. Walaupun sebelumnya di bawah kepemimpinan papanya perusahaan Levin masuk jajaran perusahaan yang sangat diperhitungkan tapi Arnold ingin menggantikan apa yang telah di lakukan oleh sang papa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Jadi terkadang ia sering lupa waktu atau bahkan bisa dibilang ia sangat gila kerja. Bahkan sampai detik ini Arnold yang sudah berusia lebih dari 30 tahun pun belum menemukan seorang wanita untuk dijadikan calon istri karena ia masih terlalu fokus dengan pekerjaannya. Ia selalu ingin menunjukkan kepada semua orang walaupun dia bukan keturunan keluarga Levin tapi ia bisa membuat perusahaan jauh lebih berkembang sebelum di pimpin oleh sang papa. Dan untuk sampai di titik itu Arnold harus bekerja sangat keras.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD