Sexiest Man 9

984 Words
Sarah benar-benar tak habis pikir dengan laki-laki yang bernama Daniel Willson. Cowok m***m yang sudah membuatnya darah tinggi karena harus menahan emosi. Daniel selalu saja menggodanya selama ia menjadi asistennya. Padahal sering kali Sarah sudah mengingatkannya ketika berada di kantor harus berbicara formal dan profesional. Sarah tak ingin orang-orang berpikiran yang aneh-aneh tentang dirinya. Walaupun sekarangpun banyak orang-orang yang berbicara di belakangnya karena ia menjadi asisten Daniel Willson. Terutama Lina mantab sekretaris Daniel yang sekarang sudah pindah menjadi staf biasa. Seperti siang ini Sarah akan berjalan menuju kantin kantornya ketika ia mendengar Lina secara terang-terangan menyindirnya. "Oooo jadi ini cewek yang sudah merebut posisi gue sebagai sekretaris Pak Daniel?" Kata Lina sarkastik Sarah pun tak menggubris karena menurutnya itu tidak penting sama sekali. Sekarang fokus utamanya adalah makan siang karena setelah ini masih ada beberapa pekerjaan yang harus segera ia selesaikan. "Bu Rini saya pesan nasi rames ya 1 sama es teh manis 1 ya." Kata Sarah memesan makan siangnya "Iya mbak Sarah. Nanti ibu antar ke mejanya." Jawab Bu Rini sambil tersenyum Sarah memang sudah akrab dengan pemilik warung nasi di kantin kantor milik perusahaannya. Disini ada berbagai macam makanan yang di jual dengan banyak variasi tentunya. Tapi Sarah memilih untuk makan nasi rames di warung milik Bu Rini. Selain murah masakannya juga enak. "Ini mbak makanannya." Kata Bu Rini mengantarkan makanannya "Makasi ya Bu." Jawab Sarah sopan Sarah pun segera menikmati makan siangnya dengan tenang. Tapi ketenangan itu tak bertahan lama karena tiba-tiba Lina dan geng gosipnya menghampirinya "Ehh cewek udik loe udah ngelakuin apa hingga loe pindah jadi asisten dan sekretaris Pak Daniel? Loe pasti pakai tubuh loe biar Pak Daniel mau mindahin loe jadi asistennya kan?" Kata Lina mengejek Sebenarnya Sarah ingin sekali menampar mulut Lina yang kasar itu tapi ia tak mau jadi cewek bar-bar seperti dia. "Kalau iya kenapa? Masalah buat kamu?" Kata Sarah membalas balik ucapan Lina "Kamu?" Teriak Lina marah "Kenapa emangnya kalau Pak Daniel milih aku jadi asistennya. Mungkin Pak Daniel merasa aku lebih cocok jadi asistennya daripada kamu yang kerjaannya cuma merayu Pak Daniel. Tapi nyatanya Pak Daniel tak suka sama tubuh kamu kan? Mungkin Pak Daniel lebih milih aku karena lebih bisa muasin dia." Kata Sarah semakin menjadi-jadi Terlihat wajah Lina merah menahan amarah. Ia tak menyangka wanita di depannya ini tak bisa dianggap remeh. Sementara Sarah terus melanjutkan makan siangnya tanpa memperdulikan Lina yang ada didepannya. Ia tahu Lina pasti marah dengan kata-kata yang Sarah ucapkan kepadanya. Tapi Sarah masa bodoh aja. Lebih baik ia melawan Lina dengan ucapannya daripada dengan kekuatannya "Oooo.. apa jangan-jangan ini cara orang tua kamu mendidik anaknya untuk menggaet orang kaya agar bisa menjadi kaya juga. Bahkan rela menyerahkan badannya untuk dinikmati oleh mangsanya." Kata Lina menghina Sarah "Plaakkk" Sebuah tamparan mendarat di pipi Lina. Dan Sarah yang menampar Lina karena ia marah ketika Lina mengatakan hal buruk tentang orang tuanya. Ia bisa terima jika hanya dia yang di remehkan atau dihina tapi jika ada orang lain menghina dan meremehkan orang tuanya maka Sarah tidak bisa tinggal diam. "Dengar ya Lina. Saya sudah bersikap baik kepada anda. Tapi anda sudah kelewatan mengatakan hal-hal yang tidak benar tentang orang tua saya. Orang tua saya tidak pernah mengajarkan saya bertindak tidak sopan seperti yang anda lakukan. Jadi ingat saya bisa melakukan hal yang lebih buruk dari ini jika anda menghina orang tua saya." Kata Sarah sambil menunjuk ke arah Lina "Gue akan laporkan kamu kepada pihak perusahaan karena sudah melakukan tindakan yang tidak menyenangkan. Dan tunggu saja kamu akan segera di pecat." Ancam Lina "Silahkan anda melaporkan ke perusahaan. Saya tidak peduli." Kata Sarah dengan mata yang berkaca-kaca Sarah pun segera pergi dari kantin itu menuju ke mejanya. Sepertinya ia tidak bisa melanjutkan pekerjaan ini. Ia tak rela jika kedua orang tuanya di hina seperti ini. Sesampainya di meja kerjanya ia pun membereskan barang-barangnya. Sesekali ia menghapus air mata yang jatuh dari mata indahnya. Sementara itu Daniel baru saja selesai meeting dan sekarang ia sedang berjalan menuju ruangannya. Dari kejauhan ia melihat Sarah begitu terburu-buru memasukkan barang-barangnya ke dalam tas miliknya. Dan Daniel melihat bahwa gadisnya menangis. Ia pun segera berjalan cepat menuju ke arah gadisnya. "Baby, ada apa?" Tanya Daniel Sarah sedikit kaget ketika tahu bossnya ada dihadapannya. "Maaf Pak Daniel sepertinya bapak harus mencari asisten baru. Mulai hari ini saya akan mengundurkan diri." Kata Sarah menghapus air matanya "Heei. Kamu kenapa? Cerita sama aku?" Tanya Daniel khawatir "Saya tidak apa-apa pak. Saya hanya tidak mau jika kehadiran saya sebagai asisten bapak membuat orang lain menghina orang tua saya. Karena bagi saya menghina orang tua saya adalah hal yang paling tidak bisa saya terima." Kata Sarah mulai terisak Daniel kaget melihat keadaan Sarah seperti ini. Ia tak habis pikir kenapa gadis yang biasanya kuat dan mandiri berubah menjadi rapuh seperti ini. "Ikut aku." Kata Daniel menarik tangan Sarah Sarah pun hanya mengikuti kemana Daniel akan pergi. "Sekarang cerita sama aku kamu kenapa?" Tanya Daniel sambil menatap wajah Sarah "Daniel, apa sebaiknya kita tidak melanjutkan perjodohan ini? Aku ga mau orang-orang berpikiran hal-hal yang aneh tentang aku. Sebenarnya aku ga peduli jika orang-orang berbicara tentang aku. Tapi aku ga bisa terima jika mereka sudah menghina orang tua aku. Bagiku orang tua aku adalah alasan aku bekerja keras saat ini. Kenapa mereka seenaknya menghina kedua orang tuaku. Tanpa tahu bagaimana perjuangan mereka selama ini buat aku dan adikku. Kenapa?" Kata Sarah yang sudah menangis hingga ia terduduk Daniel pun langsung menarik Sarah dalam pelukannya. Ia tak mengira seorang Sarah yang ia kenal memiliki sisi yang rapuh seperti ini. Dan entah kenapa ini membuat Daniel yakin jika ia ingin terus berada di sisi Sarah dan melindunginya. "Hussh. Kamu ga salah baby. Mereka hanya itu dengan apa yang kamu dapat. Karena mereka tahu kamu adalah wanita yang luar biasa. Dan aku yakin kedua orang tua kamu pasti bangga memiliki putri seperti kamu." Kata Daniel menenangkan Sarah Tangis Sarah pun semakin keras di dalam pelukan Daniel. Seakan-akan ia mendaptkan tempat bersandar yang bisa menghapus semua kesedihannya. Dan itu ada di diri bossnya Daniel Willson. Apakah ini bukti jika ia harus serius menerima perjodohan ini? Happy reading
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD