Jangan tinggalkan aku!

997 Words
Di depan pintu masuk rumah sakit. Sebuah mobil hitam pun berhenti tepat di depan pintu masuk dan itu adalah mobil yang ditumpangi Almira dan juga Sally. Secepatnya, keduanya pun keluar dari dalam mobil dan Almira segera masuk ke dalam gedung rumah sakit itu, untuk mencari Hassel tanpa memikirkan hal yang lainnya lagi. Saat Almira dan Sally susah masuk ke dalam gedung rumah sakit itu. Almira langsung mencari ruangan tempat Hassel berada dan seperti orang yang sudah kehilangan akalnya. Dia terus mencarinya secara terburu-buru tanpa berpikir jika dia akan melakukan kesalahan atau apapun. karena saat ini, yang dia ingin temukan hanyalah Hassel tidak ada yang lainnya lagi. Alinea dan Sally terus menyusuri tiap ruangan yang ada di rumah sakit itu dan mencari ruangan yang ditunjukkan oleh ibunya Almira melalui pesan yang dikirimkan sebelumnya. "Mira, kamu yakin kalau ini rumah sakitnya?" Tanya Sally kepada Almira. Almira pun menghentikan langkahnya dan menatap kearah sahabatnya itu. "Aku yakin … aku yakin kalau ini memang rumah sakitnya," jawab Almira yang setelah itu, kembali melanjutkan pencariannya. Melihat itu. Sally hanya menghela napas panjang dan mengikuti Almira lagi dari arah belakang. Setelah mencari dan berkeliling di setiap sudut rumah sakit itu. Akhirnya Almira dan juga Sally pun menemukan ruangan yang bertuliskan ICU. Melihat itu. Almira pun langsung mendekati ruangan itu dan pada saat dia mendekatinya. Almira dan Sally yang sudah berada tepat di depan pintu ruangan itu. Ternyata mereka melihat, jika di sana ada ayahnya Hassel dan istrinya, yaitu Hendra dan istrinya yaitu Theresa. Secepatnya, Almira pun datang menghampiri mereka berdua dan saat sudah berada tepat di depan mereka. Almira pun akhirnya melihat ekspresi wajah yang sedih dan terlihat sangat kusut dari raut wajahnya Hendra. Sat itu, Almira pun langsung bertanya kepada kedua orang itu. "O … Om, Tante! Ba … ba … bagaimana keadaan Hassel saat ini?" Tanya Almira dengan suara lirih, dia melihat dari wajah kedua orang tua ini sangat sedih. Hendra pun melihat ke arah Almira dan dia pun menjawab, "Hassel .. dia .. dia sedang dalam keadaan kritis dan dokter sedang berusaha menyelamatkan nyawanya," jawab Hendra dengan suara lirih bersamaan dengan air matanya yang jatuh dan membasahi pipinya. Hassel adalah putra nya dari istri pertamanya. Dia bersusah payah mendapatkan Hassel dari mantan istrinya dan berjanji akan menjaga dan merawat Hassel dengan baik. Namun saat ini, Hassel berada di dalam ruangan itu, sedang berjuang antara hidup dan mati. Hendra sangat menyayangi Hassel. Padahal dia mempunyai satu putra lagi dari Theresa yang bernama Theo dan umurnya hanya berbeda dua tahun dari Hassel . karena sikap yang ditunjukkan Hendra pada Hassel dan Theo sangatlah berbeda. Membuat Theo sangat membenci Hassel sejak mereka masih kecil. Saat ini, mendengar Hassel yang kritis dan nyawanya mungkin tidak bisa ditolong lagi. Membuat Theo dan Theresa, ibunya merasa sangat senang. Mendengar jika Hassel sedang kritis. membuat Almira merasa sangat lemas, dia pun menangis dan wajahnya berubah semakin pucat, bibirnya bergetar dan air mata pun keluar semakin deras. Melihat temannya yang sedih, Sally pun segera merangkul pinggang Almira dan berkata, "Muda, tolong! jangan menangis lagi. Ha … Hassel dia pasti baik-baik saja," ucap Sally, dia sedang berusaha untuk menghibur Almira agar semua nya baik-baik saja. Mendengar itu, Almira pun langsung menarik napas panjang dan menghembuskan nya secara perlahan. Ketika setelah melakukan itu, dia pun merasa jauh lebih baik. Saat dia menunggu dan terus menunggu kabar dari dokter yang masih berada di dalam ruangan. Tidak lama kemudian, dokter pun keluar dengan wajah sedih dia pun berkata, "Mohon maaf. Apakah disini ada yang bernama Almira?" Tanya dokter dan melihat ke semua orang yang berada tepat di depannya. Mendengar itu, Almira pun langsung bangun dari tempat duduknya dan secepatnya berjalan maju untuk menghampiri dokter itu. "Dokter, saya yang bernama Almira!" Jawab Almira sambil menyeka air matanya. Mendengar itu. Dokter itu pun langsung melihat ke arah Almira dan mengajak dirinya, untuk ikut bersama dengannya. "Kamu, Ayo ikut dengan saya ke dalam! Karena sepertinya pasien ingin menyampaikan sesuatu pada anda," ucap dokter dia pun berjalan memimpin Almira dan Almira pun mengikutinya dari arah belakang. Saat Almira masuk. Dia merasa sangat terkejut ketika melihat keadaan kekasihnya yang saat ini sangatlah menakutkan Karena saat melihat kondisi Hassel yang tubuhnya telah penuh dengan kabel dan peralatan medis. Melihat itu, Almira pun kembali menangis dan secepatnya, dia pun segera mendekati tempat tidur Hassel saat itu juga. "Has … kamu … kamu baik-baik saja kan?" Tanya Almira yang langsung meraih telapak tangan Hassel serta menggenggam erat tangannya. Mendengar suara wanita yang paling dia cintai. Hassel yang sudah sulit bernafas dia membuka mata dengan susah payah. Ketika Almira melihatnya. Almira tersenyum senang sambil berkata, "Has, akhirnya … akhirnya kamu bangun. Kamu … kamu pasti sembuh Has! Ya, kamu pasti sembuh!" Ucap Almira yang terus memberi semangat kepada Hassel. "Has, kamu harus sembuh. Karena kita kan sebentar lagi kita akan menikah? Jadi, kamu harus sembuh. Bukankah, kamu sendiri yang mengatakan jika kamu ingin kita untuk segera menikah?"ucap Almira, dia terus bicara agar Hassel bisa memiliki semangat lebih banyak lagi. Namun, Hassel hanya tersenyum dan pun mulai bicara dengan suara putus -putus. "Mira ... Sa … sayang! aku ... Aku … aku minta maaf, aku ... minta maaf!" ucap Hassel dengan nafas yang tersisa. Mendengar itu. Almira langsung menangis histeris sambil menggelengkan kepalanya berkali-kali, "Tidak ... Has! Ka ... kamu tidak memiliki salah apapun. tolong jangan meminta maaf padaku! Kamu pasti sembuh Has ? ya kan? Aku yakin kalau kamu pasti sembuh! Nanti telah kamu sembuh, kamu akan menikah dengan aku kan?" Tanya Almira sambil menangis, dia tidak sanggup untuk jika harus kehilangan Hassel untuk selamanya. Karena, Almira sangatlah mencintai Hassel dengan seluruh hati dan juga jiwanya. Hingga, tidak ada sedikitpun tempat untuk yang lain karena hanya Hasel lah cintanya, cinta sejati yang tidak akan pernah dia berikan pada siapapun. Atmosfer di dalam kamar itu pun terasa sangat dingin, Hansel yang tidak bisa menahan rasa sakit di dadanya pun sudah tidak sanggup lagi untuk menahannya sedangkan Almira, dia terus menangis sambil menggenggam erat tangannya Hassel tanpa mau melepaskannya sama sekali. -bersambung- Dhini_218
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD