Ponsel Deliana kembali berdering, dia kayak orang setrika bolak-balik ke sana ke mari. Pagi-pagi dia sudah diributkan beberapa panggilan telepon dari Anggi, Finna, sama Mega. Entah apa yang buat dia harus sesibuk ini. Apalagi semalam dia ketiduran karena memikirkan masa kuliah di mana dia mengenal Agus. Terus lagi pertualangan dunia mimpi, malah panggilan ponsel itu membangunkannya. Sekarang dia berada di pajak atau pasar. Antri panjang banget itu jualan nasi ayam. "Ya, Meg, ada apa?" "Del, boleh titip beli nasi padang?" "Jam segini cari di mana nasi padang? Kamu ada-ada saja deh titip sarapan," protes Deliana, sambil lirik sana sini mungkin dia jumpa jualan nasi padang. "Ada tuh, di simpang madong lubis, paling ujung samping gang gajah," kata Mega. "Oh itu, ya sudah nanti aku