Nayra cemas ketika besannya, Rema, menghubunginya malam-malam. Rema melapor bahwa Ayu sedang mengidam pempek langsung dari Palembang. Rema pun ikutan panik, karena Ayu tidak mau makan apapun selain yang dia idamkan. Kalaupun ada hanya sedikit saja. “Sudah aku pesan, Nayra. Malam ini juga keluarga di Palembang sudah buat pempek khusus buat Ayu. Besok pagi udah sampai di Jakarta, aku suruh orangnya ke Jakarta langsung.” “Aduh, Mbak Rema. Di Melbourne kan ada resto pempek.” “Halah, Nay. Said sudah ajak ke warung pempek di sana. Katanya baru gigit satu, langsung dilepeh sama Ayu. Katanya harus pempek yang dari Palembang, yang pernah Said kasih dulu buat Ayu,” “Astaga Ayuuu,” Nayra memegang dadanya. Dia semakin cemas. “Nah, sekarang ini aku bingung. Mau kirim ke sananya tuh gimana. Pasti