Part 1_ciuman

1332 Words
Chaira menegang saat melihat pria yang ia tabrak tadi ah..bukan lebih tepatnya ia cium tanpa sengaja, adalah seorang dokter spesialis yang menangani keadaan anaknya. Chaira memilih menghindar. Saat melihat Nathan membuka pintu ruangan Angela. Dan saat melihat Chaira menjauh dari ranjang Angela, Lisa mengeryit. Tanpa banyak tanya Lisa maju lalu menanyakan beberapa pertanyaan kepada dokter yang tengah memeriksa Angela. "Sepertinya besok kita akan lakukan pembedahan tulang sumsumnya. "Seru Nathan kepada Adrian dokter pendampingnya. "Apa semua sudah kau siapkan?" Andrian mengangguk lalu menunjukkan hasil tes kecocokan tulang sumsum pendonor dan Angela"jam berapa kita akan melakukan operasinya dok?" "Kau siapkan saja semua sebelum jam delapan pagi. Karena aku akan melakukannya tepat jam sembilan..aku tidak mau ada yang tertinggal saat aku melakukan operasi." "Siap dok.." Nathan berbicang sebentar dengan Lisa lalu berniat melangkah meninggalkan ruangan. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti saat melihat sosok wanita yang terduduk disofa pojok ruangan. "Kau_" Seketika Chaira mendongak namun ia kembali tertunduk takut. Dan Adrian seakan menahan senyum saat melihat raut wajah kesal Nathan. Pria yang paling disegani dirumah sakit ini. Bayangan tentang Nathan yang terjatuh tertindih wanita yang kini menunduk takut membuat Adrian seakan ingin terbahak. Sumpah lucu! Yang membuat lucu adalah expresi kesal Nathan saat wanita yang menindihnya mencium tepat dibibirnya dan Adrian tau jika Nathan paling tidak suka jika ada wanita mencium bibirnya. Jijik! seru Nathan kepada Adrian yang notabennya adalah sepupu dekat dan juga sahabatnya, jika diluar area rumah sakit. Sikap tegas Nathan saat bekerja membuat Adrian enggan bercanda jika saat bekerja. Dan Adrian suka itu. Nathan adalah pria Profesional dan tegas saat bekerja. Itu Menurutnya! "Maaf bibi!" Nathan berbalik menghadap kearah Lisa. "Ya dok.?" "Siapa wanita itu?" tanya Nathan dengan expresi bersungut-sungut. Lisa menatap sejenak Chaira lalu kembali menatap Nathan. "dia ibu dari anak ini dok!" Nathan mengeryit, ia berfikir sejenak. Bukankah wanita itu masih terlihat sangat muda?lalu bagaimana bisa mempunyai anak berumur kisaran enam tahun? Nathan melirik keatas memikirkan jumblah angka umur wanita yang dihadapannya dengan gadis kecil yang berbaring lemah diatas tempat ranjang rumah sakit. Ah..masa bodo untuk hal yang tidak penting... Serunya dalam hati lalu melangkah pergi tanpa mau melirik lagi kearah Chaira. Adrian segera berlari mensejajarkan langkahnya dengan Nathan. Masih dengan menahan senyum Adrian memilih bungkam. "Aku tau kau ingin terbahak sialan..!!lakukan saja sebelum kau mati tersendak.." seru Nathan dengan sadisnya. "Ya tuhan.. apa kau menyumpahiku?" seru Adrian dengan nada menggelikan sembari terbahak mengingat expresi wajah kesal Nathan. "Apa kau bisa membantuku?" Seketika Andrian menghentikan tawanya lalu duduk tepat dihadapan Nathan yang kini sudah berada diruang pribadinya. "Tentu!" "Aku ingin melihat data Angela mulai dari cek up awal sampai sekarang." Tanpa menunggu lama Adrian memberikan map yang berada ditangannya sejak tadi. Namun saat Nathan ingin membacanya ketukan pintu terdengar. "Siapa?" tanya Nathan kepada andrian. "Entahlah..!!" Nathan menatap sinis kearah Adrian. "apa kau disini dibayar hanya untuk bersantai..?" "Sial.."Andrian dengan sedikit kesal segera beranjak lalu membuka pintu ruangan Nathan. Adrian tercengang saat melihat wanita yang berhasil membuat Nathan kesal, tengah berdiri tepat didepannya. "Siapa?"teriak Nathan. Andrian menelan ludahnya dalam-dalam, "wanita..." Andrian mengigit bibir bawahnya lalu berkata. "masuklah, nona." dan setelah itu Adrian memilih kabur dari pada ikut campur dalam urusan menegangkan ini fikirnya. Chaira melangkah lalu menatap pintu yang sudah ditutup rapat oleh dokter muda yang baru saja mempersilahkannya masuk. Ini beneran nggak ada kesempatan kabur? Sial! Dasar ibu bagaimana bisa gue disuruh keruangan dokter untuk meminta keringanan beban biaya oprasi? tidak tau apa jika gue sangat takut pada pria tampan ini? Chaira menelan ludahnya dalam-dalam sebelum berdehem menetralkan rasa takutnya. "Permisi dok_" Anjai sumpah demi apapun! pengen lari rasanya..! tajem banget kalo natap...kagak tau napa jantung gue mau copot rasanya... Chaira semakin gugup saat Nathan berjalan kearahnya. Sorot matanya menatap dalam kearah marik coklat pekat yang berada dihadapannya. Ingin kabur namun sudah terlanjur. Ya ampun kalau sudah begini Chaira ingin sekali belajar jurus menghilang biar bisa menghadapi situasi genting seperti ini. Fikirnya sembari mencoba menenangkan dirinya yang mulai bergetar. Bukan. Bukan pertama kali Chaira menghadapi pria tampan namun ini kali pertama ia mencium seseorang terlebih dahulu meski ia sudah mempunyai anak. Dan bekerja diklab malam Chaira tidak pernah mencium pria terlebih dahulu yang ada para pria itulah yang lebih dahulu mencium Chaira. Namun lihatlah sekarang apa yang harus Chaira lakukan. Sumpah rasa manis bibir pria itu serasa masih melekat dan_dan Chaira ingin mencobanya lagi. Bodoh! Dengusnya sembari menggeleng. "Ada apa denganmu?" "Eh?ah?" Chaira semakin gugup saat pria tampan dengan wajah garangnya menatap tajam kearah Chaira. Wajah kebule-bulean pria itu membuat wajah Chaira memerah seketika. Terpesona sejenak didalam keindahan dan kesexyan pria yang kini bersendekap dengan menggunakan sneli kebesarannya. Sepertinya itu yang membuat pria didepannya ini terlihat tampan dan berwibawa. Benar mungkin karena sneli itu..ye..secara dokter gitu mana ada wanita yang nggak bisa luput dari pesona seorang dokter tampan. Chaira kembali menggeleng mencoba menghilangkan fikirannya yang mulai mendominasi antara rasa kagum dan takjub. "Hei...apa kau tuli?" Chaira menggeleng lalu mengangguk. Sumpah Chaira bingung mau ngapain. "Jika anda tidak memiliki kepentingan lagi silahkan pergi!" Ye..blom apa-apa udah diusir. Dasar kampret... "Eng..!!saya..anu_em.." Nathan yang semula sudah berbalik ingin melangkah kini kembali membalikkan badannya menatap Chaira heran. "apa anda ingin meminta maaf untuk kejadian tidak menyenangkan tadi?" Nathan berusaha sabar untuk menghadapi mahluk aneh yang berada didepannya sekarang ini. "Bukan!" "Ah?" gila...tidak ada rasa bersalahnya sama sekali?are you crazy? Gumam Nathan dalam hati. "Eh..!!maksud saya iya..saya minta maaf atas kejadian tadi tetapi saya juga ingin membicarakan sesuatu dengan anda dok?" Untung bisa nyrocos lagi ni mulut... Nathan mengangguk samar lalu membalikkan badannya melangkah kearah meja kerjanya dan duduk tepat dikursi kebesarannya. "Duduklah" Chaira mengangguk lalu duduk tepat didepan Nathan. Chaira meremas-remas tangannya berharap kegugupannya bisa teratasi. Ya elah gugup kayak mau nglamar aja ra? "Begini dok..saya mau tanya berapa kira-kira biaya yang harus saya keluarkan untuk operasi anak saya Angel.?" Nathan menatap Chaira yang terlihat sangat kebingungan. Entah kenapa tiba-tiba Nathan menunjukkan smriknya. Sadis! "berapa kira-kira kau mampu membayar?" "Ah?" Chaira bingung. Kalo boleh jawab seribu perak mungkin Chaira akan menjawabnya. "Entahlah dok.." jawabnya frustasi. Karena selama ini hasil bekerjanya hanya mampu untuk bertahan hidup dan juga biaya bolak balik Angela kerumah sakit untuk kemo karena penyakit yang gadis kecilnya derita. "Apa kau mampu membayar dua ratus juta untuk operasinya saja..!!" Sumpah jika mata Chaira terbuat dari bola pimpong mungkin sudah keluar begitu saja dari tempatnya karena terkejut. "Be_berapa dok?" "Dua ratus" Nathan mencodongkan tubuhnya lalu berbisik. "juta_" dan kembali ketempatnya. Sumpah bau mint dari bibir pria itu membuat Chaira menegang dan sedikit basah dibawah sana. Sial! Dalam situasi seperti ini Chaira masih sempat-sempatnya terangsang. Gila! "Apa tidak bisa ada keringanan dok?" Nathan tersenyum. "apa kau fikir ini pasar? bisa kau tawar seenaknya.!nona ini menyangkut nyawa putri anda dan anda masih bisa-bisanya menawar?dua ratus juta itu sudah dengan biaya sang pendonor. Pria itu meminta bayaran lebih untuk tulang sum-sumnya! apa kau tidak tau jika kami sempat mengalami kesusahan karena mencari donor yang cocok untuk putri anda?" Chaira menunduk. Ingin rasa ia menangis sekencang-kencangnya namun apa yang ia bisa perbuat. Ucapan pria itu seakan menohok hatinya. Benar! Ucapannya. Bagaimana bisa Chaira berkompromi dalam hal nyawa putri kecilnya. Tidak_ia tidak boleh lakukan itu. Chaira harus berusaha meski ia harus lebih extra menjadi kupu-kupu malam. Namun biaya yang harus ia lunasi dulu sebelum operasi membuatnya serasa sesak nafas. Bagaimana bisa ia melunasi sekarang juga sedang biaya kamarpun belum bisa ia bayar. Uang yang ia dapat kemarin hanya cukup untuk mebus obat Angela. Lalu kepada siapa Chaira ingin mengadu. Meminjam uang dengan jumblah yang begitu banyak sedang madam Neyla menolaknya. Karena jumblahnya yang begitu besar. Ya tuhan...bagaimana ini? "Ada apa nona?apa anda masih keberatan?" Chaira mendongak menatap Nathan, Lalu menggeleng. "lakukan saja dok. Saya akan berusaha bagaimanapun caranya agar putri saya sembuh." Tanpa terasa cairan bening lolos begitu saja dari pelipis mata indah wanita itu. Dan itu berhasil membuat Nathan sedikit iba. Ingat hanya sedikit dan selebihnya smriknya kembali terbit. "Saya akan membantu anda...tetapi dengan satu syarat" "Ah?" Chaira tercengang dengan ucapan pria yang berada dihadapannya. Apa yang akan terjadi selanjutnya?tetap beri vote dan komennya ya...biar bisa terus lanjutin ceritanya....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD