bc

Dikejar Cinta Bos Dingin

book_age16+
1.1K
FOLLOW
17.4K
READ
love-triangle
HE
kicking
bold
office/work place
like
intro-logo
Blurb

Dijebak oleh sahabatnya, kesucian Bella dirampas oleh pria misterius pada suatu malam. Dia pun ditendang dari rumah oleh papanya lalu pergi ke luar negeri.

.

Lima tahun kemudian, Bella kembali ke Jakarta sebagai seorang desainer tas yang sukses. Dia mendapat kejutan dalam hidupnya ketika seorang pria tampan ingin menikahi dan merawatnya beserta anak laki-lakinya.

.

Bella sudah merasa hidupnya tidak kurang satu apa pun justru menolak pria tampan yang telah menjadi bosnya di kantor. Namun, pria itu tetap mengejarnya bahkan setelah dia melihat anak laki-laki Bella yang memiliki wajah yang mirip dengannya. Apakah Bella akan menerima pria itu?

chap-preview
Free preview
Bab 1. Meninggalkan Rumah
"Tolong jemput temanmu di kelab! Dia mabuk berat dan tertidur di sini. Tidak ada yang bisa mengantarnya pulang." Seorang pria menghubungi ponsel Bella Wiratama menggunakan ponsel sahabatnya. Setelah menutup panggilan telepon, dia bersiap dan bergegas menuju kelab malam tempat biasanya Eka--temannya pergi ke sana ketika sedang suntuk. Bella bersiap pergi ke kelab malam itu. Satu jam kemudian, dia sudah berdiri di depan sebuah kamar pribadi yang berada di kelab malam. Sebelum masuk kamar, dia menarik napas panjang. Baru kali ini dia masuk ke area kamar pribadi di sebuah kelab malam. Perempuan itu membuka pintu lalu masuk. Kamar itu gelap sehingga dia harus menyesuaikan penglihatannya. Di saat Bella tengah mencari sosok Eka yang akan dia jemput, lengan Bella ditarik oleh sesosok pria jangkung dan ditarik menuju sofa. Perempuan itu terkejut dan berteriak. "Siapa kamu? Apa maumu?" Bella berusaha mengenali wajah pria itu, tetapi gagal karena kamar itu terlalu gelap. "Tenang saja, aku tidak akan menyakitimu," suara serak pria itu berbisik di telinga Bella. Beberapa detik kemudian, Bella merasa rasa takut menyerangnya. Tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya. Dia merasakan tubuh pria itu menekannya di sofa. Tubuhnya dikunci oleh pria itu sehingga tidak bisa bergerak atau melawan. "Jangan menyentuhku! teriak Bella sebelum pria itu membungkam bibirnya. Perempuan itu merasa putus asa karena tidak bisa melawan. Dia tidak diberikan kesempatan untuk bergerak sedikit pun. Tenaga pria itu terlalu kuat untuk dilawan. Saat kulit Bella bersentuhan dengan pria itu dia merasakan jika tubuh pria itu sangat panas. Dia menangis, tetapi ditahan karena tidak bisa melakukan apa pun. Meskipun sudah berusaha memberontak hasilnya tetap nihil. Bella hanya bisa menerima keganasan pria itu padanya. Satu jam kemudian, Bella bangkit dari sofa dan berusaha keluar dari kamar itu dengan penampilan yang berantakan. Baik itu rambut dan pakaiannya, tetapi dia masih memikirkan keberadaan Eka di sana. "Di mana dia sekarang?" batin Bella sambil mengedarkan pandangannya masih mencari sosok Eka. Tak lama kemudian, ponselnya berdering. Dia segera menerima panggilan itu setelah melihat nama Eka yang tampil di layar ponsel. "Halo, Eka, kamu di mana sekarang?" "Bel, aku sudah sampai rumah. Kamu di mana?" Bella mengerutkan dahi, dia merasa heran mengapa temannya sudah sampai di rumah saat dia baru saja tiba di kelab. "Kamu baik-baik aja, Ka? Aku baru sampai kelab. Apa perlu aku ke rumahmu sekarang?" "Tidak perlu. Kamu pulanglah ke rumah. Aku baik-baik saja." Setelah menutup panggilan telepon Bella pulang ke rumahnya dengan perasan bingung. "Apa yang sebenarnya terjadi?" *** Tiga hari kemudian, saat Eka datang berkunjung ke rumah Bella. Dia kira sahabatnya itu hanya akan bermain dengannya. Namun, Eka menemui Wiratama--papa Bella, setelah makan malam di rumah sahabatnya itu. Tak lama kemudian, wajah Eka terlihat serius. Dia memberikan ponselnya pada Wiratama dan membuat Bella menjadi penasaran dengan apa yang ditunjukan sahabatnya itu pada papanya. Dahi Wiratama tidak hanya berkerut, wajahnya pun terlihat marah besar. "Apa maksudnya ini, Bella? Tolong jelaskan!" Wiratama memperlihatkan sebuah foto di mana Bella berada di sebuah kelab malam. "Om Wira, selama ini Bella bekerja di kelab malam untuk mencari uang karena dia sangat ingin belajar di luar negeri." Eka memfitnah Bella di hadapan Wiratama. Mendengar ucapan sahabatnya itu, Bella menatap tajam padanya. Dia sudah difitnah oleh sahabatnya, tetapi apa maksudnya berkata seperti itu di hadapan Wiratama? "Tidak, Pa. Aku tidak pernah bekerja di kelab malam. Itu pun baru pertama kalinya aku ke sana dan menjemput Eka." Bella menjelaskan kejadian yang sebenarnya. "Tidak, Om. Bella berbohong." Kemudian Eka menunjukkan video saat Bella keluar dari kamar di kelab malam dalam keadaan sangat berantakan. Sudah jelas Wiratama akan percaya pada ucapan Eka karena teman Bella itu memiliki bukti yang kuat. Wiratama bangkit dari duduknya lalu mendekati Bella dan melayangkan tamparan di pipi anak gadisnya. "Begini kelakuanmu di luar sana? Apa karena mamamu meninggal lalu Papa kurang memperhatikanmu kamu malah menjual diri seperti ini?" Bella sangat marah pada Eka. Sambil memikirkan apa maksud temannya itu yang jelas dia merasa sudah dijebak olehnya, tetapi apa alasannya perempuan itu tidak tahu. Kemudian, Bella mendekati Eka lalu menampar pipinya dengan keras. Tidak hanya pipinya yang merasakan sakit, hatinya pun terasa sakit mendapat fitnah seperti itu. "Aku tidak pernah melakukan itu. Kamu yang menjebak aku, kan?" Bella menunjuk pada Eka. Eka menggelengkan kepala lalu menangis dan mengadu pada Wiratama. "Om, sakit." Eka memegangi pipinya yang memerah. "Bukannya mengaku kamu malah menampar temanmu? Papa sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa padamu, Bella. Papa berusaha kerasa mendidikmu dengan baik selama ini, tapi begini kelakuanmu? Sekarang kamu pergi dari rumah ini!" Bella melirik pada Eka. Wajah perempuan itu terlihat sedang meledeknya. Dia pun semakin marah pada sahabatnya. "Tapi, Pa, itu semua tidak benar, aku enggak pernah melakukan hal buruk. Apa pun itu." Bella tetap bersikeras jika dia tidak bersalah. Namun, Wiratama sudah tidak bisa bersabar lagi dengan tingkah anaknya. "Pergi dari rumah ini sebelum Papa menyeretmu keluar dari rumah ini!" Dengan perasaan kesal dan marah Bella berjalan menuju kamarnya. Dia mengambil koper dan memasukkan pakaian yang bisa dia bawa. Tidak lupa dia membawa dompet, ponsel dan paspor lalu meninggalkan rumah itu dengan perasaan sedih. Perempuan itu masih enggan pergi dari sana. Rumah tempat dia tinggal berdua dengan Wiratama sejak mamanya meninggal saat dia berumur empat tahun. Sejak itu Wiratama mengurus Bella sendirian sekaligus mengurus perusahaan susah payah dan hampir bangkrut. Pikirannya sedang kalut saat itu. Eka mengikuti Bella ke luar rumah. Di sana dia mengungkapkan apa yang selama ini dia rasakan pada temannya itu. "Kamu memiliki segalanya dan aku tidak bisa mengalahkanmu. Wajah cantik dengan kulit mulus yang menjadikan kamu selalu dikejar banyak cowok dan tidak ada satu pun dari mereka yang melirikku. Gimana rasanya tidur dengan pria itu?" "Kamu iri denganku lalu menjebak ku dan mengarang cerita di hadapan papaku? Kamu jahat, Eka. Aku kira selama ini kita berteman baik, ternyata aku salah." Eka berjalan mengelilingi Bella. "Aku tidak sanggup lagi berteman denganmu. Berteman denganmu membuatku semakin iri padamu. Lihat sekarang dengan keadaanmu sekarang apa masih ada orang yang akan mengagumimu. Tidak ada, kan?" "Kamu pikir bisa menghancurkan ku semudah itu? Tidak, Eka, kamu salah. Mulai sekarang kamu bukan temanku lagi. Aku tidak sudi berteman denganmu." Bella pergi meninggalkan rumahnya dan Eka. Yang ada dalam pikirannya saat itu adalah pergi ke luar negeri untuk mengejar apa yang sudah menjadi cita-citanya, tanpa memedulikan Eka lagi.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
292.3K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
167.4K
bc

Tentang Cinta Kita

read
212.2K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
4.2K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
151.8K
bc

Ketika Istriku Berubah Dingin

read
3.3K
bc

TERNODA

read
192.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook