Rangga si Pengganggu

1716 Words

Farah menatap bayangannya di cermin, senyum manis menghiasi wajahnya. Rambutnya tergerai rapi, dan matanya berbinar seolah dunia menyuguhkan segalanya untuknya pagi ini. Ia masih teringat perhatian Om Maven semalam—sentuhan lembut, kata-kata hangat, semuanya meninggalkan jejak di hatinya. “Akh, pagi yang indah,” gumamnya, lalu merapikan sedikit rambutnya sebelum keluar dari kamar. Dengan langkah ringan, Farah berjalan menuruni tangga menuju ruang makan. Aroma harum nasi goreng yang tercium dari dapur membuat perutnya mulai lapar. Tapi senyum di wajahnya lenyap seketika saat matanya menangkap sosok yang tak diharapkan—Rangga. Rangga duduk santai di meja makan, mengenakan kaus hitam polos dan celana jeans. Senyum lebarnya segera menghiasi wajah begitu melihat Farah. Farah mendengus pel

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD