Tidak Suka

1935 Words

Farah duduk di kantin fakultas dengan tatapan kosong, sendoknya mengaduk-aduk nasi di piring tanpa tujuan. Suara riuh teman-temannya yang bercanda tawa di sekelilingnya tak mampu menarik perhatiannya. Dia terjebak dalam pikirannya sendiri, mengingat kembali kesalahan yang membuatnya merasa terpuruk—hubungannya dengan Om Maven, suami tantenya. Hatinya berdesir seiring dengan bayangan-bayangan kelam itu. “Brak!” Ayu, teman dekatnya, menggebrak meja dengan keras. Suara itu memecah lamunan Farah. Dia menatap Ayu dengan wajah cemberut, terkejut dengan tindakan mendadak itu. “Eh, Farah! Kamu lagi mikirin apa sih?” tanya Ayu penasaran, wajahnya penuh keingintahuan. Farah menggeleng pelan, berusaha menghindari tatapan temannya. “Nggak ada apa-apa,” jawabnya singkat, berusaha terlihat santai mes

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD